Jakarta (ANTARA News) - PT Bank Danamon Indonesia (Danamon) Tbk mencatatkan laba bersih setelah pajak (NPAT) sebesar Rp2,66 triliun pada 2016, tumbuh 12 persen secara tahunan (yoy) dari tahun sebelumnya.

Direktur Utama Bank Danamon, Sng Seow Wah, dalam acara Paparan Kinerja Danamon Tahun 2016 di Jakarta, Rabu, menjelaskan, pertumbuhan laba bersih tersebut didorong oleh pengelolaan pengeluaran operasional dan penurunan biaya kredit.

Biaya operasional bank dengan kode saham BDMN tersebut turun 4 persen menjadi Rp8,6 triliun dan biaya kredit tercatat pada Rp4,4 triliun, atau membaik 12 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Rasio biaya terhadap pendapatan Danamon tercatat membaik sebesar 48,8 persen dalam 2016 dibandingkan 52 persen di tahun sebelumnya.

Pendapatan bunga bersih Danamon pada tahun lalu juga tercatat naik 1 persen (yoy) menjadi Rp13,79 triliun.

Selain itu, Direktur Keuangan Danamon Vera Eve Lim menjelaskan total portofolio kredit Danamon secara keseluruhan mencatatkan pertumbuhan minus 2 persen, dari Rp129,4 triliun di 2015 menjadi Rp127,3 triliun (2016).

Vera menjelaskan penurunan kredit tersebut terjadi karena tekanan dari kredit segmen mikro melalui Danamon Simpan Pinjam (DSP) yang turun 30 persen menjadi Rp10,2 triliun tahun lalu karena kompetisi dan permintaan yang menurun.

"Di 2017 kami akan terus fokus ke lini bisnis yang terus tumbuh di 2016," kata dia.

Lini bisnis yang tumbuh di 2016 yaitu pada segmen usaha kecil dan menengah (UKM), wholesale, dan kredit perumahan, di mana kesemuanya Danamon berhasil membukukan pertumbuhan dua digit.

Portofolio wholesale Danamon, yang terdiri dari perbankan korporasi, komersial dan institusi keuangan, tumbuh 11 persen menjadi Rp37,4 triliun. Kredit pada segmen UKM tumbuh 10 persen menjadi Rp24,7 triliun dan kredit perumahan juga tumbuh 21 persen menjadi Rp4,4 triliun.

Sementara rasio kredit bermasalah Danamon pada tahun lalu tercatat pada 3,1 persen.

Pewarta: Calvin Basuki
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017