Washington (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Rex Tillerson akan melakukan kunjungan pertama ke sejumlah negara Asia pada pekan depan untuk membicarakan sejumlah hal seperti uji coba rudal Korea Utara.

Selain itu, Tillerson juga akan memaparkan kepentingan Amerika Serikat dalam bidang ekonomi dan pertahanan di wilayah ini.

Tillerson akan tiba di Jepang pada 15 Maret, kemudian melanjutkan perjalanan ke Korea Selatan pada 17 Maret, lalu mengunjungi China selama dua hari pada 18-19 bulan yang sama.

Dia melakukan lawatan tersebut setelah Pyongyang melakukan uji coba rudal dan terjadinya insiden pembunuhan terhadap saudara tiri pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, yang dianggap membahayakan situasi di kawasan Asia.

Di sisi lain, Presiden Amerika Serikat Donald Trump kini semakin terdesak untuk segera menyelesaikan persoalan tersebut dan memenuhi janji kampanyenya untuk bersikap keras terhadap Korea Utara.

Tim kebijakan luar negeri Trump tengah berupaya menyelesaikan dasar-dasar strategi umum untuk meredam ancaman rudal dan nuklir dari Pyongyang.

Terkait dengan China, Trump sering kali mengecam negara tersebut dalam berbagai macam persoalan, dari perdagangan sampai dengan sengketa wilayah di Laut China Selatan. Trump juga menilai Beijing tidak berniat baik untuk membantu mendinginkan suasana terkait Korea Utara.

Pada bulan lalu, Trump menggelar perundingan tatap muka pertama dengan seorang penentu kebijakan luar negeri Beijing, yaitu diplomat utama Yang Jeichi yang berkedudukan lebih tinggi dibanding Menteri Luar Negeri Wang Yi.

Saat itu Gedung Putih menyatakan bahwa pertemuan Trump dengan Yang merupakan kesempatan bagi kedua negara untuk mendiskusikan kepentingan bersama dalam hal keamanan. Mereka juga membicarakan kemungkinan pertemuan antara Trump dengan Presiden China, Xi Jinping.

Wang dan Tillerson sempat bertemu pada bulan lalu di Jerman di sela-sela pertemuan para menteri luar negeri negara-negara anggota G-20.

"Saya beranggapan bahwa Menteri Luar Negeri Tillerson adalah orang yang berniat baik untuk mendengar dan seorang komunikator yang tangguh," kata Wang dalam pernyataan pers tahunan di Beijing pada Rabu.

"Saya percaya Amerika Serikat dan China bisa membangun hubungan kerja yang baik," kata dia.

Baca juga: (Menhan AS gelar lawatan perdana ke Uni Emirat Arab)

(Uu.G005)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017