Mosul, Irak (ANTARA News) - Pasukan Irak merebut kembali sebuah penjara di barat laut Mosul tempat kelompok ISIS dilaporkan mengeksekusi ratusan orang dan menyandera perempuan Yazidi, kata militer pada Rabu (8/3).

Unit pasukan khusus Irak memimpin operasi untuk merebut Mosul barat yang dimulai 19 Februari, sementara tentara dan paramiliter propemerintah memerangi ISIS di berbagai daerah di luar kota tersebut.

Pasukan dari Divisi Lapis Baja Kesembilan Irak dan kelompok paramiliter Furqat al-Abbas sudah merebut kembali penjara Badush, kata Komando Operasi Gabungan Irak dalam sebuah pernyataan yang dikutip kantor berita AFP.

Komando tidak menjelaskan secara rinci apakah masih ada orang yang ditahan di dalam penjara ketika fasilitas itu direbut kembali.

Baca juga: (Mosul di ambang jatuh, Abu Bakar al-Baghdadi kabur)

Menurut Human Rights Watch, militan bersenjata ISIS mengeksekusi hingga 600 tahanan dari penjara Badush pada 10 Juni 2014, memaksa mereka berlutut di sepanjang jurang terdekat sebelum mendorong mereka ke dalam dan membakar jasad-jasad mereka.

Dan anggota parlemen Irak Vian Dakhil mengatakan tahun itu bahwa ekstremis menyandera lebih dari 500 perempuan Yazidi di Badush.

ISIS menyasar minoritas Yazidi dalam operasi eksekusi brutal, penculikan dan pemerkosaan, membunuh para pria dan menawan perempuan dan anak perempuan sebagai budak seks.

Kelompok itu merebut wilayah utara dan barat Baghdad pada 2014, namun pasukan Irak dengan dukungan serangan udara pimpinan Amerika Serikat dan dukungan lain sejak itu merebut kembali sebagian besar wilayah mereka.

Pasukan Irak meluncurkan operasi untuk merebut kembali Mosul pada 17 Oktober, mereubt kembali sisi timur sebelum mengarah ke wilayah yang lebih sempit dan lebih padat di barat. (mr)


Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017