Jakarta (ANTARA News) - Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo optimistis bahwa Kementerian Perdagangan akan mampu menyasar pangsa pasar baru di kawasan Asosiasi Negara Lingkar Samudera Hindia (IORA).

"Setiap negara yang menjadi anggota IORA merupakan pasar potensial bagi Indonesia terlebih sekitar 70 persen perdagangan dunia melewati Samudera Hindia," kata Hadi di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, sejauh ini Indonesia berorientasi penjualan produk ke kawasan Amerika, Asia Utara, Jepang, Tiongkok dan Eropa sehingga potensi perdagangan di IORA belum tergarap optimal.

Hadi mengatakan potensi perdagangan Indonesia di kawasan negara IORA tidak akan secara langsung meningkatkan ekspor namun harus melakukan pengenalan produk terlebih dahulu.

Hal tersebut, jelasnya, karena Indonesia dapat memasarkan produk unggulan seperti kopi, karet, elektronik, teksti, buah-buahan dan barang pecah belah di pasar baru kawasan Asia Selatan, Timur Tengah dan Afrika.

Ia juga menggambarkan Afrika memiliki pasar yang besar meskipun pendapatan secara umum lebih rendah dibanding Indonesia, sedangkan Timur Tengah memiliki pendapatan yang tinggi.

Sementara itu, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan mayoritas anggota IORA merupakan negara berkembang yang menjadi keuntungan bagi Indonesia karena rata-rata pertumbuhan ekonomi dan inflasi tinggi.

"Kami melihat ini kesempatan besar dan sejalan dengan perintah Presiden untuk membuka pasar baru karena potensial," ujar Mendag.

Enggar mengungkapkan sebanyak 21 kamar dagang anggota IORA sepakat dan merumuskan 11 pokok pikiran yang dituangkan melalui "Action Plan" dengan merujuk terhadap pemberdayaan UMKM.

Sejauh ini, tercatat potensi ekspor Indonesia ke Afrika mencapai 550 miliar olar Amerika Serikat namun realisasi sekitar 4,2 miliar dolar AS, sedangkan pasar Timur Tengah sebesar 975 miliar Dolar AS yang tercapai sekitar 5 miliar dolar AS pada 2016.

Sementara itu, Kepala Ekonom BCA David Sumual mengapresiasi langkah pemerintah yang menindaklanjuti pembukaan pasar ekspor baru usai pertemuan negara kawasan IORA lantaran selama ini negara tujuan ekspor Indonesia sebatas Amerika, Jepang dan Uni Eropa.

Sebelumnya, Republik Indonesia merupakan surga sumber daya kelautan dan perikanan bagi negara-negara Asosiasi Negara Lingkar Samudera Hindia (IORA) sehingga perlu dipastikan sumber daya tersebut dapat dijaga secara berkelanjutan.

"Indonesia mesti mendesak 21 negara anggota IORA untuk memastikan pemanfaatan sumber daya ikan di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia harus mematuhi regulasi nasional," kata Direktur Eksekutif Center of Maritime Studies for Humanities, Abdul Halim, terkait dengan penyelenggaraan KTT IORA yang digelar di Jakarta, Minggu.

IORA adalah sebuah organisasi regional beranggotakan 21 negara yang terdiri atas negara-negara pesisir yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia, berdasarkan pada prinsip regionalisme terbuka untuk memperkuat kerja sama ekonomi, khususnya memfasilitasi investasi, promosi, dan pembangunan sosial di kawasan.

(M040/B012)

Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017