Kalau Indonesia bisa di rentang tiga sampai empat persen stabil, di situ maka keinginan kita untuk bisa punya suku bunga yang rendah dan terus menerus rendah ya bisa tercapai,"
Jakarta (ANTARA News) - Penurunan suku bunga kredit perbankan dari dua digit saat ini dapat terus berlanjut asalkan laju inflasi dapat dijaga di rentang bawah sasaran Bank Sentral dan target pemerintah yakni di kisaran 3-4 persen (year on year/yoy).

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara di Jakarta, Jumat, mengatakan Indonesia berpeluang untuk dapat menekan laju inflasi seperti negara-negara lain di Asia Tenggara, di rentang 1-3 persen pada beberapa tahun ke depan.

Pada 2016, laju inflasi Indonesia sudah mendekati batas bawah sasaran inflasi Bank Sentral di 3,02 persen (Yoy) dari sasaran 3-5 persen.

"Kalau Indonesia bisa di rentang tiga sampai empat persen stabil, di situ maka keinginan kita untuk bisa punya suku bunga yang rendah dan terus menerus rendah ya bisa tercapai," kata Mirza.

Inflasi Indonesia hingga akhir Februari 2017 mencapai 3,83 persen (yoy), atau hampir menyentuh titik tengah sasaran inflasi Bank Indonesia di 3-5 persen.

Pada dua bulan pertama di tahun ini, inflasi cukup tertekan karena kenaikan tarif barang yang diatur pemerintah (administered prices), menyusul kenaikan sebagian besar tarif untuk pelanggan listrik 900VA dan tarif administrasi Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK).

Adapun suku bunga kredit perbankan, menurut data BI, rata-rata pada Januari 2017 masih sebesar 12,03 persen.

Mirza mengakui tantangan terbesar inflasi tahun ini bersumber dari kelompok tarif barang yang diatur pemerintah (administered prices), karena rencana pemerintah untuk mengurangi belanja subsidi agar dapat membuat postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang lebih efisien dan produktif.

Maka itu, strategi Bank Sentral dan pemerintah saat ini adalah untuk mengendalikan seoptimal mungkin tekanan inflasi dari harga bahan makanan bergejolak (volatile food), sebagai upaya mengkompensasi tekanan inflasi dari tarif yang diatur pemerintah (administered prices).

BI dan pemerintah ingin menjaga inflasi "Volatile Food" di rentang 4-5 persen pada tahun ini.

Selain inflasi yang terkendali, penurunan bunga kredit perbankan juga akan berlanjut dengan menurunkan defisit neraca transaksi berjalan. Per akhir 2016, defisit neraca transaksi berjalan Indonesia sebesar 1,8 persen dari Produk Domestik Bruto.

Mirza berharap defisit transaksi berjalan dapat terjaga di rentang 1-2 persen dari PDB untuk secara bertahap dapat berbalik arah menjadi surplus.

"Defisit transaksi berjalan yang rendah itu adalah bagus, karena negara-negara tetangga kita sudah surplus," ujar dia.

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017