Jakarta (ANTARA News) - Kisah hidup mantan petinju Indonesia Ellyas Pical yang sempat mencapai kejayaannya dengan meraih gelar juara dunia versi Federasi Tinju Internasional (IBF), akan difilmkan oleh pelaku seni tanah air.

Olga Lydia yang bertindak sebagai direktur pembuatan film, mengharapkan dengan membuat film kisah perjalanan olahragawan, bisa menjadikan tinju sebagai ikon Indonesia kembali.

"Juga berharap memberikan para pemuda Indonesia sosok idola berpengaruh. Dan Ellyas adalah salah satu idola tersebut dengan segudang prestasinya," kata Olga di sela kunjungan bersama rombongan Kementerian Pemuda dan Olahraga ke kediaman Ellyas Pical di Tangerang Selatan, Jumat.

Film yang rencananya diangkat ke layar lebar dengan disutradarai oleh Robby Ertanto tersebut, lanjut Olga, akan mengisahkan kisah hidup inspiratif petinju yang berasal dari wilayah Saparua, Maluku itu dari masa muda, berkarir, kesuksesan, hingga masa tuanya.

"Saya yakin film ini bisa menginspirasi generasi muda lewat perjuangan yang besar dan luar biasa dari om Elly bagaimana masa mudanya, sepanjang dia berkarir untuk tinju dan perjuangannya yang luar biasa hingga sekarang," ujar Olga.

Ellyas Pical megomentari rencana pembuatan film dirinya tersebut dengan perasaan senang dan berkeinginan untuk turut serta dalam proses pembuatannya, namun petinju yang akan berusia 60 tahun pada 24 Maret tersebut, mengaku saat ini masih fokus mengembalikan kondisi kesehatannya yang sempat memburuk beberapa waktu lalu.

"Saya senang dan ingin main film juga, tapi keadaan begini masih harus diawasi kesehatannya terutama lambung, semoga saya bisa sehat dan bisa ikut serta di dalamnya sehingga bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda dan saya juga berdoa semoga dengan itu bisa segera ada pengganti saya di Indonesia untuk menjadi juara dunia," ujar Ellyas.

Ellyas Pical dikabarkan sempat mengalami serangan jantung dan harus menjalani operasi pemasangan ring jantung di RS Harapan Kita, Jakarta, Jumat (17/2) malam dan telah kembali ke kediamannya sejak Rabu (22/2) lalu. Namun Ellyas saat ini tengah mengembalikan kondisi kesehatannya karena masih bermasalah dengan asam lambungnya.

"Jika tidak diberi asupan makanan setiap dua jam, rasanya sakit hingga ke kepala," ucap Elly yang menceritakan sedikit kondisinya saat ini.

Semasa berkarir, Ellyas Pical berhasil merebut gelar juara IBF kelas bantam yunior (super terbang) dari petinju Korea Chun Ju-do di Jakarta pada tanggal 3 Mei 1985. Setelah mempertahankan gelar melawan petinju Australia, Wayne Mulholland, 25 Agustus 1985, Pical harus mengakui keunggulan petinju Republik Dominika, Cesar Polanco dengan angka di Jakarta, namun Pical mampu bangkit dan membalas kekalahannya atas Polanco dengan balik memukul KO Polanco pada pertandingan kedua di Jakarta, 5 Juli 1986.

Sempat mempertahankan gelar melawan petinju Korea Selatan, Dong-chun Lee, langkah Pical terhenti setelah menyerah dari petinju Thailand, Khaosai Galaxy dengan KO pada ronde 14, pada tahun 1987.

Setelah terjadi pergulatan batin berbulan-bulan karena depresi pasca kekalahan melawan Galaxy, Pical mampu bangkit dan merebut gelar IBF kelas bantam yunior kembali dari sang juara bertahan waktu itu Tae-ill Chang, juga dari Korea Selatan.

Gelar ini sempat bertahan sampai dua tahun, hingga akhirnya Pical harus terbang ke Ronoake, Virginia, Amerika Serikat pada 4 Oktober 1989 untuk mempertahankan gelar melawan Juan Polo Perez dari Kolombia dan Pical harus menyerahkan gelarnya setelah kalah angka.

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017