Surabaya (ANTARA News) - Tim bola voli putra Jakarta BNI Taplus menumbangkan Jakarta Elektrik PLN tiga set langsung, yakni 25-21, 25-21, dan 25-19 pada lanjutan Proliga Voli 2017 putaran kedua seri kedua di GOR Kertajaya Surabaya, Sabtu.

"Kemenangan ini patut disyukuri dan ini karena komunikasi antarpemain yang lancar di lapangan," ujar asisten pelatih Jakarta BNI Taplus Loudry Maspaitella kepada wartawan usai pertandingan.

Menurut dia, komunikasi selama ini menjadi kendala timnya sehingga dalam evaluasi harus dilakukan pembenahan di lapangan, meski materi pemain yang dimiliki berkualitas.

"Bahkan ada pemain Timnas, termasuk pemain yang pernah juara bersama tim sebelumnya. Tentu kami punya tanda tanya besar. Dari situlah kami cari, dan akhirnya menemukan bahwa ada kendala nonteknis, yakni komunikasi," ucapnya.

Di kubu Jakarta Elektrik PLN, pelatih Victor Laiyan mengakui kekalahan ini karena kesalahan timnya sendiri karena Heryanto dkk terlalu asyik menyerang.

"Mereka lupa bertahan dan alhasil pertahanan kami buruk. Berkali-kali serangan yang dilancarkan lawan tak bisa terbendung," katanya.

Sementara itu, pada laga putri, tim Jakarta PGN Popsivo Polwan juga menang 3-0 melawan Batam Sindo BVN, masing-masing dengan skor 25-19, 25-8 dan 25-16.

Pelatih Eko Waluyo mengaku puas dengan performa yang ditunjukkan anak buahnya karena tak sekadar menang, tapi penampilan permainan yang mengalami peningkatan grafik dibanding saat di Gresik.

"Perbaikan mental menjadi salah satu faktor perbaikan performa. Setelah kalah dua kali di Gresik, mental mereka menjadi fokus pembenahan," katanya.

Sedangkan, pelatih Batam Sindo BVN Dadang Sudrajat mengakui timnya kalah kelas dibanding Popsivo, termasuk head to hea antarpemain di semua posisi sehingga sulit bagi timnya untuk bisa memenangkan laga tersebut.

"Kami kalah segalanya. Kami lemah di blok tengah, servis dan receive. Padahal sebelum berangkat, atau saat masih di Bekasi, saya sudah latih servis dan penerimaan, tapi tetap tidak bisa," katanya.

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017