Solo (ANTARA News) - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Republik Indonesia Surya Chandra Surapaty menyatakan untuk mengetaskan kemiskinan di Tanah Air dengan mengendalikan pertumbuhan penduduk menjadi ideal.

"Pengetasan kemiskinan harus lintas sektoral seperti didirikan program kampung keluarga berencana (KB) yang bekerja seperti daerahnya miskin, banyak anak, dan lingkungannya kumuh," kata Surya Chandra Surapaty usai membuka kegiatan Sosialisasi dan Konsultasi Pelaksanaan Anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) Sub-Bidang KB Regional II 2017, di Hotel Sunan Solo, Selasa malam.

Surya Chandra mengatakan dilaksanakan program Kampung KB tersebut dengan intervensi secara lintas sektoral yang tidaj hanya mengajak seluruh komponen pemerintah, tetapi masyarakat juga diajak untuk disadarkan.

Oleh karena itu, Kampung KB tersebut atau program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) tujuannya untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk yang dibuat seimbang atau ideal dengan rata-rata jumlah anak per wanita usia subur 2,1 dan membuat penduduk itu berkualias.

Ia mengemukakan pertumbuhan penduduka Indonesia sekarang rata-rata masing sekitar 1,49 persen 2016 atau masih terhitung tinggi.

Pada tahun ini, lanjut dia, Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 dengan rata-rata jumlah anak per wanita usia subur 2,6 dan kini rata-rata mencapai 2,3, sedangkan target idealnya 2,1 atau dua anak saja.

Menurut dia, untuk menjadi penduduk tersebut berkualitas jika ditinjau dari segi kompetensi dan karakter. Kompetensi antara lain dengan meningkatkan pendidikan dan menambah fasilitsa pendidikan, sedangkan karakter dengan revolusi mental berbasis Pancasila.

Hal tersebut, kata dia, mulai dari diri sendiri, lingkungan keluarga, kerja, masyarakat, dan negara.

Presiden yang mencanang kampung KB di Indonesia pada 2016, kata dia, sudah terealisasi setiap kabupaten ada satu kampung KB, dan pada 2017 targetnya setiap kecamatan satu Kampung KB.

"Hal ini, harus dilaksanakan intervensi programnya, sehingga persiapan betul-betul siap dan juga masyarakatnya. Tanpa mengikutkan masyarakat setempat kampung KB tidak akan berhasil," tuturnya.

Menurut dia, Kampung KB tersebut pembangunan langsung ke manusianya dengan disertai program berbagai sektor Kesehatan, pendidikan, perumahan rakyat, lingkungan, kelautan jika di kampung neyanan antara provinsi dan kabupaten, serta kota.

Pada acara Sosialisasi dan Konsultasi Pelaksanaan Anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) Sub-Bidang KB Regional II di Solo tersebut dengan mengambil tema "Kita Tingkatkan Sinergitas Pembiayaan Pusat dan Daerah mendukung Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga (KKBPK)".

Kepala BKKBN Jateng Wagino, selaku penitia penyelenggara mengatakan dalam kegiatan Sosialisasi dan Konsultasi Pelaksanaan Anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) Sub-Bidang KB regional II 2017, di Solo diikuti sebanyak 688 peserta dari 22 Provinsi di Indonesia.

"Jumlah peserta ini, terbesar dibanding kegiatan kegitan sebelumnya, dan akan digelar mulai tanggal 14 hingga 16 Maret mendatang," ujar Wagino.

(B018/C004)

Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017