Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian memprioritaskan pengembangan industri penunjang pembangkit listrik di Indonesia. Selain mampu tumbuh melampaui pertumbuhan ekonomi, sektor ini juga amat potensial mengingat kebutuhan energi dalam negeri yang makin besar.

“Industri penunjang pembangkit listrik harus dapat mendukung pemenuhan kebutuhan energi yang diperlukan dalam peningkatan nilai tambah produksi,” ujar Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada Peresmian Pabrik Transformator Tenaga PT XD Sakti Indonesia di Cikarang, Jawa Barat, Rabu.

Menperin melalui keterangan tertulis menyampaikan, Indonesia saat ini telah masuk dalam jajaran 10 besar negara yang industrinya memberikan kontribusi terhadap nilai tambah dunia. Pemenuhan kebutuhan energi mutlak diperlukan untuk mempertahankan posisi tersebut.

Beroperasinya pabrik PT XD Sakti Indonesia yang memproduksi transformator tenaga bertegangan 70-500 kilo volt (kV) diharapkan dapat berkontribusi dalam transmisi dan distribusi tenaga listrik. Saat ini, jelas Menperin, sebagian besar kebutuhan transformator dengan ukuran tersebut masih diimpor.

Dengan kemampuan industri nasional dalam memproduksi komponen, mulai dari trafo, transmisi hingga kabel, maka kebutuhan penunjang untuk program pembangkit listrik 35.000 Mega Watt yang diikuti dengan program transmisi 46.000 kilometer diharapkan bisa sepenuhnya diproduksi di dalam negeri.

Menperin berharap, diresmikannya pabrik ini memberikan kesempatan penyerapan tenaga kerja yang lebih banyak dan ikut andil dalam peningkaan pengembangan SDM. Menperin pun mengapresiasi program pelatihan SDM yang dilakukan PT XD Sakti Indonesia, baik di dalam negeri maupun dengan mengirimkan tenaga kerja ke Tiongkok.

"Salah satu cara menguatkan industri Indonesia adalah lewat pengembangan SDM,” paparnya.

Pabrik yang diresmikan hari ini memiliki kapasitas produksi sebesar 10.896 MVA per tahun, yang menjadikannya pabrik transformator tenaga terbesar di Asia Tenggara.

PT. XD Sakti Indonesia merupakan joint venture antara BUMN XD Group China dan Central Cipta Murdaya (CCM) Group dengan investasi yang saat ini telah mencapai 80 juta dolar AS.

Di tahap pertama, pabrik dengan luas area mencapai 81.000 meter persegi ini memproduksi beragam jenis transformator dari 70kV hingga 500 kV. Sedangkan di tahap selanjutnya, akan memproduksi Gas Insulated Switchgear (GIS).

Chairman CCM Murdaya W. Poo akan terus memenuhi kebutuhan transformator di dalam negeri.

"Kami yakin sebentar lagi bisa memproduksi trafo hingga 1000 kV karena fasilitasnya siap. Pabrik ini bisa memproduksi lebih dari 100 unit setahun,” jelas Murdaya.

Disampaikannya, PT. PLN (persero) telah melakukan pemesanan dari perusahaannya sejumlah 17 unit trafo bertegangan 500 kV dan 44 unit trafo 1050 kV.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin I Gusti Putu Suryawirawan yang mendampingi Menperin dalam acara tersebut menyampaikan harapannya agar PT. XD Sakti Indonesia bisa memberdayakan kekuatan bahan baku dan komponen-komponen lokal.

Ia juga berharap PLN dapat semakin mengandalkan produksi dalam negeri untuk Program 35.000 MW. Program tersebut, ujarnya, tentu akan berdampak signifikan bagi pertumbuhan ekonomi di luar Jawa, yang sebelumnya mengalami kekurangan suplai listrik.

"Kebutuhan produk transformator daya di indonesia mencapai 33.000 MVA per tahun dan industri transformator daya dalam negeri sudah mampu untuk memenuhi kebutuhan tersebut,” papar Putu.

Investasi Baru dan Mobil Listrik Masih terkait dengan program pembangkit listrik, Menperin menyampaikan bahwa Presiden RI Joko Widodo menaruh perhatian besar terhadap pengembangan teknologi mobil listrik.

"Ketersediaan listrik jadi syarat utama karena kebutuhan listriknya yang besar. Sehingga di sini kelihatan betapa penting dan strategisnya program 35.000 MW untuk mendukung perkembangan ekonomi Indonesia,” papar Menperin.

General Manager XD Group China Zhang Ya Lin menyampaikan komitmennya untuk memasok energi dan peralatan transmisi yang handal. Ia menyampaikan bahwa perusahaannya ingin berkontribusi dan berbagi pengalaman dalam pembaruan konstruksi jaringan listrik di Indonesia.

Hal senada juga disampaikan Minister Counselor Economic and Commercial Kedubes Republik Rakyat Tiongkok di Indonesia Wang Li Ping. Menurutnya, investasi Tiongkok ini membuka bidang baru dengan menggabungkan teknologi Tiongkok dan pasar kelistrikan yang besar di indonesia.

Menurut data BKPM, investasi perusahaan-perusahaan Tiongkok di Indonesia pada 2016 mencapai sekitar USD 2,6 Miliar, dan peringkatnya meningkat pesat menjadi peringkat 3 dari dari peringkat 10 di 2015. Sementara, berdasarkan United Nation Conference on Trade and Development (UNCTAD), Indonesia berada di peringkat ke-9 untuk negara tujuan investasi.

Kemenperin mencatat, perusahaan dalam negeri telah sanggup memproduksi barang modal untuk memasok pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan seperti pembangkit.

Di antaranya, produsen turbin berkapasitas hingga 27 MW sebanyak 3 perusahaan, generator hingga 10 MW (2 perusahaan), boiler sampai 660 MW (10 perusahaan), transformator (5 perusahaan), kompresor (2 perusahaan), pressure vessels (2 perusahaan), dan panel (3 perusahaan).

Selanjutnya, KWH meter (5 perusahaan), pompa industri (4 perusahaan), elektromotor (2 perusahaan), konstruksi dan rekayasa atau engineering, procurement and construction (12 perusahaan) dan industri baja (12 perusahaan).

Pewarta: Try Reza Essra
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017