Jakarta (ANTARA News) - Uber dan transportasi online lainnya, Lyft,  sejak Mei 2016 terpaksa hengkang dari Austin, Texas, Amerika Serikat, gara-gara  kota itu mensyaratkan pemeriksaan sidik jari untuk pengemudi transportasi online.

Seperti dikutip dari cnet.com, Uber dan Lyft memilih hengkang dari Austin tahun lalu setelah pemungutan suara memenangkan keharusan pemeriksaan sidik jari bagi para pengemudi mereka.

Ketika itu, para pemilih di ibu kota negara bagian Texas tersebut menolak Pilihan 1 : tidak perlu ada persyaratan sidik jari untuk para pengemudi dalam pemeriksaan latar belakang mereka.

Para warga ketika itu khawatir dengan keselamatan penumpang seiring meningkatnya dugaan penculikan, perkosaan, dan perlakuan tidak menyenangkan dari pengemudi.

Uber dan Lyft memang melakukan pemeriksaan latar belakang pengemudi mereka, tapi tidak menyertakan syarat sidik jari. Alasannya, persyaratan sidik jari memperlambat proses jasa pengemudi mereka.

Di kota-kota negara bagian Texas, California, hingga New York, mereka memang mensyaratkan pemeriksaan sidik jari karena efektif memerangi kejahatan.

Kini, keadaannya mulai berubah.

Di Austin sedang berlangsung festival South by Southwest atau dikenal sebagai festival SXSW yang dihadiri para pembuat film, musisi, dan kalangan iptek. 

Mereka mengeluhkan tidak adanya Uber dan Lyft sehingga harus antre panjang taksi tradisional.

Di Twitter, keluhan antara lain dikemukakan @tjparker, CEO PillPack yang mencuit "Benar-benar lupa tidak ada Uber /Lyft di Austin. Sepertinya lebih enak di rumah saja."

Komentar lain dikemukakan @akalsey dari perusahaan Tropo, "antrean taksi  sekitar 90 meter, wahai Austin, kok bisa kalian punya peraturan yang menolak Uber?".

Tapi, komentar seperti itu juga dibalas warga Austin, contohnya @1stAnnaBlast yang mencuit "Atas nama Austin saya minta maaf karena tidak ada Uber di #SXSW. Harap pulang ke LA dan jangan balik lagi ke kota kecil kami  yang terbelakang."

Selagi ramai keluhan-keluhan itu, parlemen di negara bagian Texas mulai membentuk panitia yang bertujuan mensahkan tiga undang-undang demi membatalkan peraturan tingkat kota mengenai jasa transportasi online.

Satu dari tiga rancangan undang-undang itu kemungkinan akan naik ke tingkat pemungutan suara di Senat.  Rancangan undang-undang itu adalah mengenai perlu-tidaknya perusahaan seperti Uber dan Lyft mengharuskan para pengemudi mereka menjalani pemeriksaan sidik jari seperti para pengemudi taksi tradisional.

Senat Komite Bisnis dan Komersial di Texas pada Senin bersidang selama hampir dua jam mendengarkan kesaksian, seperti dikutip dari laman web The Texas Tribune dengan reporter Mariana Alfaro.  

Beberapa anggota senat mendukung rancangan undang-undang yang menjadi acuan bagi perusahaan transportasi online seperti Uber dan Lyft sekaligus membatalkan peraturan tingkat kota  yang menurut dua perusahaan itu terlalu berat untuk bisnis mereka.

Rapat dengar pendapat pada Senin di Senat Negara Bagian Texas mendengarkan sekitar 30 saksi yang mendukung rancangan undang-undang itu. Perwakilan dari Uber dan Lyft juga hadir.

"Beberapa kota menerapkan peraturan berbeda padahal jaraknya cuma sekitar 45 km. Ada 20 kota di Texas yang punya peraturan sendiri-sendiri soal transportasi online," kata April Mims, wakil dari Lyft.

Anggota parlemen Austin, Ellen Troxclair, tahun lalu menentang persyaratan sidik jari itu dan dia pada Senin bersaksi di Senat Texas untuk mendukung rancangan undang-undang negara bagian yang akan akan menggugurkan peraturan tingkat kota mengenai persyaratan sidik jari.

Meski begitu, ada anggota lain parlemen Austin yang beda pendapat dengan Troxclair. Mereka adalah para pendukung peraturan yang mensyaratkan pemeriksaan sidik jari.

"Sidik jari adalah cara paling efektif untuk memastikan kebenaran identitas seseorang," kata anggota parlemen Austin, Ann Kitchen. 

Di sisi lain, dia mengakui kebenaran pendapat bahwa transportasi online mengurangi jumlah kecelakaan akibat mengemudi dalam keadaan mabuk.

Senat Texas juga pada Kamis akan membahas peraturan untuk transportasi online, tepatnya di Komisi Transportasi parlemen Texas.

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2017