Amsterdam, Belanda (ANTARA News) - Pemerintahan tengah-kanan pimpinan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte di ambang menang telak terhadap tokoh anti-Islam dan anti-Uni Eropa Geert Wilders pada Pemilu yang digelar Rabu waktu setempat. Kabar gembira ini menyemangati berbagai pemerintahan Uni Eropa lainnya yang tengah menghadapi gelombang nasionalisme.

"Tampaknya (partai) VVD akan menjadi partai terbesar di Belanda untuk ketiga kali berturut-turut," kata Rutte kepada para pendukungnya setelah pencoblosan di Den Haag. "Malam ini (dini hari WIB tadi) kita akan sedikit pesta pora."

Rutte mendapatkan pesan selamat dari berbagai pemimpin Eropa, selain lewat telepon.

Menurut Rutte, kemenangan ini adalah pesan dari rakyat Belanda bahwa mereka telah berkata "hentikan" arah populisme yang salah seperti ditunjukkan dari kemenangan Donald Trump di Amerika Serikat dan keluarnya Inggris dari Uni Eropa.

Mengetahui gelagat akan kalah, Wilders bersumpah akan menjadi oposisi terkuat.

Menurut Wilders, partainya memang gagal menjadi partai terbesar, "tetap kami bukan partai yang kalah. Kami berhasil merebut kursi. Itu hasil yang harus dibanggakan."

Dengan sudah masuknya 55 persen total suara, Partai VVD pimpinan Rutte diproyeksikan memenangkan 32 dari total 150 kursi, turun dari 41 kursi yang dicapai pada Pemilu 2012. Wilders menduduki urutan kedua dengan 19 kursi. Sedangkan partai Kristen Demokrat CDA dan Domokrat berhaluang tengah total menguasai 66 kursi.

Pada Pemilu kali ini antusiasme warga Belanda merupakan tertinggi dalam 30 tahun terakhir dengan 81 persen hak pilih menggunakan suaranya.

Pemilu ini juga dianggap ujian mengenai apakah Belanda ingin menghakhiri liberalisme dan memilih jalur nasionalis yang anti-imigran yang disuarakan Wilders yang telah berjanji mendeislamisasi dan mengeluarkan Belanda dari Uni Eropa.

Kekalahan Wilders ini diperkirakan akan beresonansi ke Prancis dan Jerman di mana kelompok kanan esktrem anti-Uni Eropa dan anti-imigran juga sedang naik daun dan menjadi ancaman bagi keberlangsungan Uni Eropa.

Kemenangan Mark Rutte ini juga mendorong nilai kurs euro melesat ke tingkat tertinggi sejak 7 Februari silam, demikian Reuters.


Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017