Jakarta (ANATARA News) - Setelah mengalami jatuh bangun para sosok di balik kesuksesan startup PicMix, Ruma, Jurnal, iGrow, Qlue dan Snapcart berbagi saran hal-hal yang sebaiknya dilakukan saat memulai startup.

Jika dapat memutar waktu saat mulai melangkah untuk membangun startup Co-founder PicMix berharap dapat fokus pada masalah pengguna yang menjadi target startup-nya daripada mengembangkan startup secara teknis.

"Dari awal akan user driven daripada tech driven," ujar Sandy Colondam, Co-founder, Head of Strategy  and Product PicMix, dalam temu media di Jakarta, Kamis.

Hal yang sama juga dipikirkan CEO Jurnal Daniel seandainya dapat kembali ke awal. "Sebelum membangun produk, saya akan berbicara kepada customer yang potensial untuk dapat memberikan solusi," kata dia.

Mengenal costumer juga menjadi penting bagi CEO dan co-founder iGrow Andreas Senjaya. Fase-fase awal memulai startup dia ingat sebagai fase yang jarang mengenal user, apalagi mengenal user dengan sangat dalam.

"Temukan satu matrix fokus di sana," ujar dia.

Kesalahan yang sama juga dialami Chief Technology Officer Qlue Andhika Adhitama yang mengaku awalnya membangun startup hanya berdasarkan insting.

"Apa yang user butuhkan bukan insting. Kesalahan terbesar adalah asumsi kita, mau buat startup yang begini begitu," kata Andhika.

Sementara CEO dan Co-founder Ruma, Aldi Haryopratomo, yang fokus pada skill mengatakan akan melibatkan sumber daya manusia lokal.

Saat mulai membangun startup, founder dan CEO Snapcart Reynazran Royono, menyarankan agar tidak melulu fokus pada rating di Google Playstore seperti yang dia lakukan dulu.

"Rating jelek tidak apa-apa yang penting kualitas kita bagus," kata dia.

Mentor Launchpad Accelerator Google Borrys Hasan mengatakan validasi user penting dari awal. "Set goal first, kemudian validasi user," pungkas dia.

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017