Mataram, NTB (ANTARA News) - Cabai super dijual Rp120.000/kg di pasar murah yang digelar Dinas Perdagangan NTB. Masih terasa mahal? Bandingkan dengan harga di pasaran biasa, yang sampai Rp150.000/kg. 

Perwakilan dari Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), Jas Muliadi, di sela pasar murah, di Taman Mayura, Kota Mataram, Jumat, menyatakan, "PPI juga bertanggung jawab dalam menstabilkan harga agar tidak memberatkan masyarakat."

Cabai yang dijual pada stan PPI itu, menurut dia, berasal para petani di Kabupaten Lombok Timur dan dikemas per seperempat kilogram, dengan harga Rp30.000.

(Baca juga: Harga cabai rawit lokal di Babel tembus Rp170 ribu/kilogram)

Dengan "paket hemat" itu, masyarakat yang ingin membeli cabai tidak harus membeli satu kilogram, namun bisa membeli seperempat kilogram atau sesuai kebutuhan.

Muliadi menambahkan, selain membawa cabai jenis super pihaknya juga membawa cabai kualitas campuran, yakni cabai yang dicampur dengan cabai yang masih hijau atau muda.

"Untuk kualitas cabai campuran ini kami jual Rp100.000 per kilogram. Cabai kualitas campuran ini kami sajikan agar masyarakat bisa memilih dan menyesuaikan dengan keuangannya," katanya.

(baca juga: Cabai mahal, Maluku tanam cabai rawit 185 hektar)

Namun demikian, dari total 80 kilogram cabai yang dibawa, pengunjung pasar murah rata-rata membeli cabai kualitas super sehingga cabai kualitas super yang sudah dikemas per seperempat kilogram lebih cepat habis dibandingkan dengan cabai kualitas campuran.

"Bisa dilihat, cabai kualitas campuran ini masih banyak sementara yang super hanya tinggal sepermpat kilogram, dan mungkin beberapa menit lagi akan habis," katanya menunjukan dagangan cabainya ke sejumlah wartawan.

(baca juga: Kenaikan harga cabai diduga permainan kartel)

Selain menjual cabai, stan PPI juga menjual gula pasir putih Rp12.500 per kilogram, yang juga berada di bawah harga pasar sekitar Rp14.000 sampai Rp14.500 per kilogram.

"Untuk gula kami siapkan stok sebanyak 300 kilogram, jadi kami siap melayani masyarakat yang ingin membeli dalam jumlah banyak," katanya.

Pewarta: Nirkomala
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017