Yogyakarta (ANTARA News) - Mantan ketua umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia Agum Gumelar menilai upaya naturalisasi pemain sepak bola keturunan Indonesia wajar dilakukan, namun jangan sampai berdampak mematikan bakat pemain lokal.

"Jangan sampai membunuh bakat bibit-bibit dalam negeri," kata Agum seusai mengukuhkan pengurus Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas (IKAL) Komisariat DIY di Bangsal Kepatihan, Yogyakarta, Jumat.

Menurut dia, dalam konteks persaingan sepak bola dunia saat ini, segala upaya dan terobosan memang perlu dilakukan untuk membuat Timnas Indonesia lebih maju. Adapun Naturalisasi pemain, tidak ada masalah selama memenuhi persyaratan yang ada.

"Tidak ada masalah selama memenuhi persyaratan," kata Agum yang saat ini menjabat ketua IKAL Pusat itu.

Ia juga sepakat bahwa upaya naturalisasi merupakan salah satu upaya yang tidak bisa dihindarkan mengingat banyak tim sepak bola dunia telah melakukan hal serupa.

"Dunia sekarang sudah mengglobal. Naturalisasi pemain sepak bola sudah dilakukan di hampir semua negara," kata dia.

Meski dianggap penting, Agum berpendapat bahwa naturalisasi bukan hal utama untuk memajukan sepak bola Indonesia. Pembinaan secara maksimal bagi pemain sepak bola lokal, menurut dia, justru harus lebih diprioritaskan.

"Artinya pembinan pemain dalam negeri tetap harus lebih diprioritaskan," kata dia.

Seperti diwartakan, proses naturalisasi Ezra Walian dan ayahnya yaitu Glenn Arthur Walian menemui titik terang, setelah pihak Komisi X DPR RI menyetujui pengajuan kewarganegara Indonesia bagi pesepakbola yang saat ini memegang paspor Belanda itu.

Persetujuan tersebut didapat pada rapat terbuka yang juga menghadirkan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi di ruang rapat Gedung Nusantara I Kompleks DPR/MPR Jakarta, Kamis.

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017