Makassar (ANTARA News) - Menteri Pertanian Amran Sulaeman mendorong peningkatan produksi padi petani di Indonesia termasuk di Sulawesi Selatan dengan memanfaatkan kelebihan air hujan.

"Di Indonesia itu, kalau hujan biasanya kebanjiran dan kalau kemarau kepanasan. Nah daripada air hujan membanjiri lahan pertanian warga, lebih baik jika dimaksimalkan dan dibuat embung untuk menampung air hujan," ujarnya di Makassar, Jumat.

Amran Sulaeman mengatakan, pembangunan embung atau tandon air untuk menyimpan kelebihan air hujan akan sangat berguna untuk ketersediaan air pada musim kemarau.

Dengan konsep waduk berukuran mikro di lahan pertanian yang dibangun untuk menampung kelebihan air hujan, nantinya air tersebut akan digunakan sebagai sumber irigasi suplementer untuk budidaya komoditas pertanian bernilai ekonomi tinggi.

Dalam peluncuran Program Ketahanan Pangan dan Hortikultura itu, ia menyampaikan jika Kementan saat ini telah melakukan kunjungan kerja ke beberapa negara seperti Taiwan, Korea Selatan, Jerman, dan Turki untuk melihat pertaniannya.

"Kami berkunjung ke negara-negara itu dan pulangnya saya melapor sama bapak presiden. Bapak presiden bertanya sama saya, kenapa negara yang mataharinya hanya empat bulan bersinar tapi mampu ekspor, kita di Indonesia lebih lama, tapi tidak maksimal," katanya.

Menurut dia, keberadaan embung yang mampu menampung suplai aliran air hujan dan meningkatkan kualitas air dinilai bisa menjaga kualitas produksi hasil pertanian nantinya.

"Separuh dari lahan kita, yaitu kurang lebih empat juta hektare hanya ditanami satu kali satu tahun. Kalau ditanami dua atau tiga kali dengan cara membangun embung seperti arahan presiden, penghasilan pertanian bisa sampai Rp 100-200 triliun pendapatannya," terangnya.

Ia menambahkan, embung digunakan untuk menjaga kualitas air tanah, mencegah banjir, estetika, hingga pengairan. Itulah yang saat ini digerakkan Menteri Pertanian bersama Menteri Desa dan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti).

(KR-MH/S025)

Pewarta: Muh Hasanuddin
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017