Windhoek, Namibia (ANTARA News) - Langkah penting telah dilakukan untuk memerangi malaria di Namibia, yang terutama memengaruhi penduduk yang tinggal di daerah desa terpencil di bagian utara, tapi hujan lebat baru-baru ini telah menghambat usaha tersebut.

Di Wilayah Kavango Timur, bagian timur-laut Namibia --tempat lebih dari 4.500 kasus telah dilaporkan, Kementerian Kesehatan dan Dinas Sosial sibuk menyalurkan sumber daya untuk mengendalikan keadaan.

Di Desa Mukwe, perawat berkualitas yang berusia 35 tahun, Lidya Nketa, belum lama ini dikirim untuk membantu mengeluarkan desa itu dari wabah malaria.

Wanita tersebut adalah bagian dari tim lapangan yang melakukan pemeriksaan massal dan pengobatan massal buat mereka yang menunjukkan gelala tapi belum jatuh sakit.

"Apa yang kami kerjakan ialah membawa orang-orang itu ke rumah sakit. Kami melakukan pemeriksaan demam dan memberi perawatan untuk mencegah malaria segera setelah gejalanya dideteksi," kata Nketa.

Perawat itu dan 60 orang lagi dikirim pekan ini oleh Kementerian Kesehatan dan Dinas Sosial sebagai perawat sukarela dari sekolah perawat dan organisasi mitra lain bersama 10 staf kesehatan lingkungan hidup dari wilayah yang tak diserang malaria.

Tim tersebut pertama-tama menerima pelatihan tambahan dari Program Penghapusan Malaria (MEP), yang terutama berada di wilayah Namibia Utara guna menanggulangi kondisi malaria.

"MEP berusaha sebaik mungkin tapi upaya mereka telah sia-sia akibat banjir --yang berasal dari negara tetangga, Angola," kata Nketa, sebagaimana dikutip Xinhua.

Ia menyatakan banjir telah membuat situasi bertambah parah dan juga telah menambah rumit upaya menanggapi malaria sebab sulit untuk memasuki desa terpencil, yang digenangi banjir parah.

"Sebagian keluarga telah kehilangan rumah mereka akibat banjir sehingga mereka telah menjadi pengungsi bahkan ke daerah paling terpencil dan ini membuat sulit keadaan," kata Nketa.

Direktur Konsultasi Perawatan Ciske Smith mengatakan ada sebagian orang yang telah kehilangan tempat tinggal jadi tim lapangan bergerak untuk membagikan kelambu nyamuk dan bantuan lain guna meringankan keadaan.

Kementerian Kesehatan dan Dinas Sosial juga telah mengerahkan personel Kementerian Pertahanan untuk menyediakan helikopter ke daerah yang sulit didatangi.

Ciske Smith mengatakan mereka memperkirakan kemungkinan penyebaran wabah kolera akibat banjir, dan menambahkian juga ada ancaman gigitan ular serta diare.

Menurut Menteir Bernard Haufiku, 12,3 juta dolar Namibia (0,95 juta dolar AS) telah disisihkan untuk pencegahan dan program penghapusan yang juga akan melibatkan pengiriman helikopter dan personel militer untuk membantu di tempat banjir telah memutus akses ke orang yang memerlukan.

(Uu.C003)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017