Roma (ANTARA News) - Badan pangan PBB, Jumat (17/3), mendesak China untuk meningkatkan upaya guna membendung dan memberantas virus flu burung yang telah menewaskan sejumlah orang tahun ini.

Organisasi Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture Organization/FAO) memperingatkan bahwa negara yang bertetangga dengan China berisiko tinggi tertular virus H7N9, yang baru-baru ini bermutasi menjadi jauh lebih mematikan untuk ayam dibandingkan dengan sebelumnya.

Badan tersebut juga memperingatkan bahwa burung liar dapat membawa virus ke Eropa dan Amerika.

Pernyataan FAO disampaikan setelah Tiongkok bulan lalu melaporkan bahwa 79 orang meninggal pada Januari sendiri, wabah H7N9 paling mematikan sejak virus itu menjangkit manusia pada 2013.

Hampir satu dari tiga orang yang terkontraksi virus H7N9 meninggal akibat virus itu.

FAO mengatakan lonjakan kasus baru di beberapa wilayah China timur dan selatan menandakan bahwa virus itu telah menimbulkan lebih banyak kasus yang dilaporkan pada manusia dibandingkan dengan semua jenis virus flu burung lain, seperti H5N1 dan H5N6.

Vincent Martin, yang merupakan perwakilan FAO di China, mengatakan upaya untuk membendung wabah itu perlu difokuskan pada upaya memberantas virus dari sumbernya.

"Pengamatan yang ditargetkan untuk mendeteksi penyakit dan membersihkan peternakan yang terinfeksi dan pasar burung hidup, mengintervensi beberapa titik penting di sepanjang rantai unggas - dari peternakan sampai ke meja makan - diperlukan," katanya, seperti dikutip dari laporan AFP.  (kn)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017