Jakarta (ANTARA News) - Guru besar IPB, Prof Bomer Pasaribu, meminta pemerintah terus mencermati kebijakan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dalam beberapa waktu ke depan.

Menurut dia, dalam pernyataan Himpunan Alumni Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan (HAPWD) IPB, diterima di Jakarta, Selasa, bagi Indonesia, implikasi Trump "policy" memiliki kompleksitas yang tinggi.

"Selain sosial dan ekonomi juga tali-temali dengan kompleksitas politik, diplomasi, dan kepentingan bisnis dalam arti yang luas," ujarnya.

Untuk itu, lanjut mantan menteri tenaga kerja dan transmigrasi itu, semua unsur quadruple helix yakni pemerintah, pebisnis, akademisi, dan masyarakat, harus aktif dan sinergistik yakni ke dalam dengan memperbaiki kondisi Indonesia.

Sedang untuk keluar negeri membangun kerja sama dalam suasana kompetisi sehat, kooperasi dan kompetisi dengan semua pihak terkait di luar negeri.

"Untuk menghadapi perkembangan baru era kepresidenan Trump, setiap pemerintahan termasuk Jokowi-JK, perlu terus mengikuti dan bersiap dengan simulasi berbagai kemungkinan pilihan langkah-langkah mendayagunakan prinsip coopetition untuk kepentingan bersama," katanya.

Menurut dia, syarat mutlak memenangkan perang coopetition itu adalah melipatgandakan keunggulan coopetition; membangun iklim kondusif politik, ekonomi, sosial dan hukum; mereformasi pemerintahan yang efektif, jujur, dan adil.

Juga penegakan supremasi hukum yang jujur dan adil; mencegah ledakan krisis perpecahan; dan mengatasi perkembangan krisis kekurangpercayaan dalam kehidupan kenegaraan dan kemasyarakatan.

Pasaribu juga mengatakan, bagi Indonesia, efek Trump baik langsung atau tidak, cenderung mengarah kepada hubungan bilateral bersifat simbiosis mutualistis, dengan prinsip coopetition yang berpeluang positif, netral, atau setidaknya tidak merugikan.

"Jelasnya, Jokowi-JK perlu mengembangkan penyegaran hubungan bilateral baru Indonesia-Amerika Serikat dalam era Trump ke arah simbiosis mutualisme," katanya.

Namun, jika proteksionisme Amerika Serikat menjadi kenyataan, maka investor diperkirakan akan mengalihkan investasinya ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia, sehingga Indonesia perlu menyiapkan diri dengan prinsip coopetition untuk merebut peluang tersebut dengan tentu saja memperbaiki iklim kondusif Indonesia.

"Perlu juga dicatat kehadiran PT Freeport Indonesia di Papua sejak 1969, turut mempengaruhi hubungan ekonomi bisnis Amerika Serikat-Indonesia," ujarnya.

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017