Jakarta (ANTARA News) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menyatakan gempa tektonik berkekuatan 5,6 Skala Richter yang mengguncang wilayah Bali, Jawa Timur, dan Lombok pada Rabu pukul 06.10 WIB, tidak berpotensi tsunami.

Menurut BMKG, pusat gempa itu berada pada koordinat 8,99 derajat Lintang Selatan dan 115,20 derajat Bujur Timur, tepatnya di Samudra Hindia pada jarak 12 km arah tenggara Kota Denpasar pada kedalaman 125 km.

Hasil analisis peta tingkat guncangan menunjukkan bahwa dampak gempa berupa guncangan dirasakan di Kota Denpasar, Kuta, Badung, Gianyar dalam skala intensitas II SIG BMKG (III-IV MMI), Negara, Singaraja, Klungkung, dan Karangaasem dalam III MMI, Banyuwangi II MMI dan Mataram II MMI.

Banyak warga di Denpasar, Nusa Dua, dan Kuta dilaporkan terkejut dan berhamburan keluar rumah akibat guncangan gempa bumi ini, namun hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan akibat gempa bumi tersebut.

Baca juga: (Gempa bumi 3,1 SR guncang Denpasar)

Baca juga: (BNPB pastikan sejauh ini tak ada korban dari gempa Bali-NTB)

Gempa bumi Denpasar Selatan ini merupakan jenis gempa bumi berkedalaman menengah akibat aktivitas subduksi lempeng.

Dalam hal ini Lempeng Indo-Australia menunjam ke bawah Lempeng Eurasia dengan laju 70 mm/tahun, mengalami deformasi/patahan batuan tepat di zona Benioff bawah lepas pantai selatan Pulau Bali.

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini dipicu penyesaran naik (thrust fault).

Masyarakat pesisir pantai selatan Bali, Lombok, dan Jawa Timur diimbau agar tetap tenang, mengingat hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2017