Apabila Anda tidak dapat bertoleransi dan terlalu banyak yang harus dikompromikan maka perlu dipikirkan ulang sejauh mana Anda akan sanggup menjalani hubungan tersebut
Jakarta (ANTARA News) - Ungkapan cinta itu buta bisa menggambarkan dua insan yang saling jatuh hati meski perbedaan yang memisahkan mereka begitu besar.

Tetapi bagaimana bila terlanjur jatuh cinta pada orang yang beda agama? Psikolog Greta Vidya Paramita mengatakan ada satu hal yang harus disiapkan sejak awal bila memutuskan untuk menjalin hubungan dengan orang yang menganut kepercayaan berbeda.

“Kesiapan bertoleransi,” kata Greta dalam surel pada ANTARA News.

Toleransi yang ia maksud adalah bisa menerima bahwa Anda dan pasangan menganut nilai dan prinsip yang berbeda. Selain itu, Anda juga harus siap membuka diri terhadap perbedaan-perbedaan tersebut.

Greta melanjutkan, Anda harus siap memberi kesempatan pada pasangan untuk beribadah sesuai kepercayaannya. Juga tidak saling memaksakan agama satu sama lain.

Meski demikian, pada akhirnya perbedaan tersebut harus disikapi secara realistis. Menurut Greta, bila perbedaan yang ada terlalu besar untuk bisa diterima satu sama lain, pikirkan lagi solusi terbaik.

“Apabila Anda tidak dapat bertoleransi dan terlalu banyak yang harus dikompromikan maka perlu dipikirkan ulang sejauh mana Anda akan sanggup menjalani hubungan tersebut,” tutur dia.

Hubungan manusia tak pernah selalu mulus, ada kalanya melewati jalan berbatu dan berliku. Greta menyarankan untuk mempertimbangkan apakah Anda dan pasangan bisa melewati masa-masa sulit, misalnya ketika menghadapi konflik atau perbedaan pendapat.

“Harus selalu diingat bahwa sebuah hubungan tidak selalu dalam masa-masa menyenangkan,” imbuh dia.

(Baca juga: Sinyal hubungan bisa bertahan lama)

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2017