New York (ANTARA News) - Saham-saham di Wall Street berakhir bervariasi pada Rabu (Kamis pagi WIB), sehari setelah mencatat terburuk mereka tahun ini, karena investor khawatir tentang kemampuan Presiden AS Trump untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan ekonominya.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun tipis 6,71 poin atau 0,03 persen menjadi ditutup pada 20.661,30 poin. Sementara, indeks S&P 500 berakhir naik 4,43 poin atau 0,19 persen menjadi 2.348,45 poin, dan indeks komposit Nasdaq bertambah 27,82 poin atau 0,48 persen menjadi 5.821,64 poin.

Para analis mengatakan tampaknya ada peningkatan kekhawatiran bahwa reformasi pajak, belanja infrastruktur dan deregulasi Presiden Trump mungkin memakan waktu lebih lama untuk disetujui parlemen daripada yang diperkirakan.

Selain itu, kekhawatiran bahwa pertempuran berkepanjangan di Kongres untuk mencabut dan mengganti Obamacare mengakibatkan semua tiga indeks mencatat kerugian terbesar satu hari mereka sejak pemilu November pada Selasa (21/3).

"Faktor lain yang membebani pasar, bisa juga The Fed," kata Chris Low, kepala ekonom di FTN Financial, dalam sebuah catatan Rabu (22/3).

Presiden Fed Cleveland Loretta Mester mengatakan ia mendukung mulai memperkecil neraca sebelum akhir tahun ini. Ini bisa menjadi alasan FOMC telah meningkatkan laju pengetatan, karena mereka tidak ingin mulai mengurangi neraca sampai kenaikan suku bunga berjalan dengan baik, Low menambahkan.

Di sisi ekonomi, penjualan "existing-home" (rumah yang sebelumnya telah dimiliki atau rumah yang sudah dibangun sebelumnya selama satu bulan atau dikenal juga dengan "home resales") AS meluncur pada Februari, kata National Association of Realtors, Rabu (22/3).

Total penjualan "existing-home" mundur 3,7 persen ke tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman 5,48 juta pada Februari dari 5,69 juta pada Januari.

Dalam berita perusahaan, saham Nike Inc. anjlok 7,05 persen menjadi 53,92 dolar AS, setelah pembuat pakaian olahraga itu menyampaikan hasil kuartalan bervariasi dan memberikan prospek suram untuk pertumbuhan penjualannya.

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017