London (ANTARA News) - Kedutaan Besar Indonesia di London memperkenalkan bahasa Indonesia kepada kalangan masyarakat Inggris, khususnya melalui sekolah-sekolah seiring dengan makin meningkatkan keinginan warga Inggris belajar Bahasa Indonesia.

Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) di KBRI London, Aminudin Aziz, kepada Antara London, Kamis menyebutkan gagasan untuk memperkenalkan bahasa Indonesia melalui sekolah mendapat dukung penuh dari KBRI London

Ia mengatakan mulai kuartal musim panas 2017, pihaknya akan mengundang dua guru bahasa Indonesia dari tanah air bekerja sama dengan Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan (PPSDK), Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, di Jakarta.

Baca juga: (KBRI London dukung program residensi seniman Indonesia)

KBRI London sejak lama menyelenggarakan program pembelajaran bahasa Indonesia di KBRI setiap akhir pekan meskipun jumlah peminatnya baru berkisar 10-15 orang setiap angkatannya.

"Kita tentu bersyukur melihat adanya minat masyarakat Inggris belajar bahasa Indonesia selama ini. Guru yang disediakan mengambil dari pelajar Indonesia yang punya kemampuan mengajarkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa asing, ujarnya.

Apabila program rintisan berhasil, diharapkan akan banyak sekolah lain yang akan mengikuti, ujar Aminudin yang pernah menjabat sebagai Kepala Pusat Bahasa Kemdikbud.

Baca juga: (Suling sunda dan gamelan Jawa iringi lagu The Beatles di London)

Selain mengajar bahasa Indonesia, kedua guru juga mengajar budaya dan keterampilan tangan masyarakat Indonesia. Pembelajaran dilakukan secara terpadu. Bahkan, lebih dari itu, kedua guru juga mengajar di sekolah yang ada dalam koordinasi dan bekerja sama dengan sekolah-sekolah di wilayah seputar kedua sekolah .

Sementara itu Kepala PPSDK Emi Emilia, sebelum dikirimkan ke tempat mengajar di luar negeri, guru diseleksi secara kelat dan mendapat pelatihan khusus dari Tim di PPSDK. "Kami menyiapkannya secara serius dengan harapan mereka dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Sebab, ini adalah bagian dari wajah negara kita", ujar Emi.

Untuk tahap pertama, penyediaan pelajaran bahasa Indonesia di kedua sekolah tersebut berlangsung selama dua kuartal, sampai akhir Desember 2017, sebagai tahap ujicoba program.

Dalam beberapa tahun terakhir, bahasa Indonesia dijadikan mata uji tingkat nasional di Inggris, yang disebut IGCSE (International Graduate Certificate of Secondary Education), sejenis Ujian Nasional di Indonesia.

Bahasa Indonesia diujikan dibawah koordinasi Cambridge International Test. Berbeda dengan sistem ujian di Indonesia, siswa pada jenjang sekolah menengah atas di Inggris dapat memilih sejak awal mata pelajaran yang dijadikan mata ujian di akhir studinya.

Baca juga: (Pesinden Inggris hipnotis penonton di London)

Pemilihan mata uji dilakukan sejak siswa masuk kelas 10 (setara dengan kelas 1 SMA di Indonesia) dan ujian dapat diambil di kelas 11 atau 12. Jenis pilihan mata uji disesuaikan dengan minat masing-masing siswa atas hasil pembicaraan siswa, guru dan orang tua.

Terdapat dua sekolah di London yang bersedia menjadikan bahasa Indonesia sebagai mata pelajaran yaitu Whitefield School di Barat Laut kota London yang akan mengajarkan bahasa Indonesia di tingkat sekolah menengah.

Sedangkan St Matthews CE Primary School untuk tingkat sekolah dasar. Keduanya bersedia menerima mengajarkan bahasa Indonesia karena melihat Indonesia sebagai negara memiliki keragaman budaya yang unik.

Kepala sekolah di Whitefield Elisabeth Rymer mengatakan senang mendapat tawaran pelajaran bahasa Indonesia dari KBRI. "Kami ketahui bahwa Indonesia adalah negara besar, banyak penduduknya, dan budayanya unik," ujarnya.

Sementara itu, kepala sekolah di St Matthews CE Primary School, Rachel Jewitt menyatakan gembira sekolahnya ditawari pelajaran bahasa dan budaya Indonesia oleh KBRI. Kami adalah sekolah yang multietnik.

"Saat ini sudah ada 12 bahasa asing yang digunakan di sekolah kami. Siswa kami berasal lebih dari 20 negara. Kebetulan, kantor KBRI kan sekarang bersebelahan dengan sekolah kami, ujarnya.

Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017