New York (ANTARA News) - Ada hal yang bisa dibilang sama di mana-mana konflik dan peperangan terjadi di dunia, yaitu kehadiran Korps Helem Biru PBB alias Pasukan Perdamaian PBB. 




Selama ini mereka bisa digelar di mana saja. Namun sejalan dengan pemerintahan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang mengancam mengurangi anggaran mereka ke PBB. 




Mereka juga akan meninjau kembali kepentingan operasi pemeliharan perdamaian PBB, pasukan ini juga menemui ancaman, yang mempengaruhi kehidupan kalangan sipil di arena pertempuran, dan kemudian akhirnya adalah reputasi organisasi itu. 




Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Nikki R Haley, sebagaimana dinyatakan nytimes.com, Jumat, menjanjikan tinjauan dari misi ke misi Pasukan Perdamaian PBB itu sebagai bagian dari kiat diplomasi internasional perempuan diplomat itu. 




Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, tampaknya juga akan merampingkan operasi-operasi yang dijalankan Pasukan Perdamaian PBB. 




Haley ingin kolega-koleganya di Dewan Keamanan PBB menggelar debat pada awal bulan depan apakah Pasukan Perdamaian PBB masih layak untuk bertugas atau bagaimana, sebagaimana dia katakan dalam catatan kantornya kepada anggota-anggota Dewan Keamanan PBB itu. 




Baca juga: (Sekolah-sekolah Kanada hentikan pengiriman siswa ke Amerika Serikat)




Prancis, anggota tetap lain Dewan Keamanan PBB sebagaimana Amerika Serikat, ingin meningkatkan operasi dan gelaran Pasukan Perdamaian PBB. 




Sebagai informasi, operasi pemeliharaan perdamaian dunia merupakan hal yang paling menghabiskan biaya bagi PBB walau masih tidak terlalu mahal bagi Amerika Serikat, yang masih menjadi negara paling kaya di dunia secara keseluruhan. 




Untuk membiayai 16 misi dan operasi perdamaian PBB, diperlukan “hanya” 7,87 miliar dolar Amerika Serikat. 




Misi-misi PBB itu digelar mulai dari Siprus di Laut Mediterania ke Mali di Afrika atau sekedar misi pengamat dengan jumlah personel sedikit di Kashmir. Pembayar pajak Amerika Serikat hanya membiayai sekitar 2,2 miliar dolar dari keseluruhan keperluan itu alias 28 persen saja. 




Duit segitu setara dengan dua unit pesawat pembom strategis B-2 Spirit tanpa sistem amunisinya. Angkatan Udara Amerika Serikat memiliki 20 unit B-2 Spirit dan semuanya masih diterbangkan hingga saat ini; artinya mereka sanggup membiayai perawatan dan pemeliharaan serta dukungan-dukungan lain. 




Pada sisi lain, adalah Amerika Serikat juga yang paling merasakan dampak positif kehadiran Pasukan Perdamaian PBB ini. Pada 2015, banyak perusahaan Amerika Serikat yang menandatangani kontrak senilai keseluruhan 1,6 miliar dolar Amerika Serikat, yang kebanyakan berupa barang-barang dan jasa-jasa. 




Baca juga: (Israel abaikan PBB untuk hentikan pembangunan permukiman)

Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017