Gunung Kidul (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mendorong masyarakat di Kecamatan Wonosari menamam tanaman secara hidroponik dengan memanfaatkan lahan terbatas guna meningkatkan pendapatan keluarga.

Kordinator penyuluh pertanian Balai Oenyuluhan Pertanian Kecamatan Wonosari Tugiman di Gunung Kidul, Sabtu, mengatakan tanaman hidroponik selain bermanfaat tanamannya juga bermanfaat sebagai tanaman hias di lingkungan rumah.

"Tanaman hidroponik belum banyak dibudidayakan warga Perkotaan Wonosari. Budi daya tanaman hidroponik selain menguntungkan dari segi ekonomi juga dapat dijadikan sarana hiburan atau hobi menanam," kata Tugiman.

Menurut dia, tanaman hidroponik bisa dikembangkan di rumah meski berada di ruang sempit. Saat ini, ada sejumlah desa di Kecamatan Wonosari yang menjadi sasaran penyuluhan tanaman hidroponik, antara lain Desa Baleharjo, Wonosari dan Desa Kepek.

"Kami intensif sosialisasikan kepada warga terkait hidroponik," katanya.

Tugiman mengatakan bila warga di perkotaan mulai menanam sayuran menggunakan metode hidroponik, suplai sayur di pasar-pasar tradisional di Kecamatan Wonosari tidak akan mengalami kelangkaan.

Ia mencontohkan kebutuhan selada di Kecamatan Wonosari cukup tinggi, bila masyarakat nantinya tertarik dan mulai menanam selada menggunakan metode hidroponik kebutuhan selada di Wonosari akan tercukupi.

"Sayuran bisa ditanam di hidroponik dan bisa mencukupi kebutuhan mandiri," katanya.

Dia menyarankan masyarakat menggunakan media air sebaiknya menggunakan air hujan, karena di Gunung Kidul airnya mengandung kapur cukup tinggi sehingga menghambat pertumbuhan tanaman.

"Penggunaan arang sekam, sebaiknya bila sudah tiga kali panen diganti arang sekam yang baru," katanya.

Salah seorang warga Baleharjo Putra mengaku cukup terbantu dengan sosialisasi yang dilakukan oleh petugas. "Saya saat ini sedang membuat media hidroponik rencananya akan menanam sayuran, untuk anak saya karena lebih aman," katanya.

Pewarta: Sutarmi
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017