Baghdad, Irak (ANTARA News) - Koalisi militer pimpinan Amerika Serikat menyatakan tengah menyelidiki laporan tewasnya 200 warga sipil Irak oleh diduga serangan udara AS di Mosul. Serangan udara itu sendiri adalah bagian dari operasi mengusir ISIS dari Mosul.

Jika serangan itu benar dilakukan AS maka itu merupakan jumlah korban sipil tewas paling banyak akibat serangan udara AS sejak AS berperang di Irak pada 2003.  Serangan udara yang menewaskan korban sipil juga bersamaan dengan jatuhnya korban sipil serupa di Suriah.

Jika itu benar akan muncul pertanyaan apakah pada era pemerintahan Presiden Donald Trump, AS sudah tidak lagi mempedulikan aturan-aturan tempur yang melarang menyasar warga sipil.  Tapi para pejabat AS sudah membantah bahwa aturan tempur itu tidak berubah. Mereka juga mengakui serangan dari berbagai sudut untuk menaklukkan ISIS di Irak dan Suriah itu telah menjadi lebib berat.

Kolonel  John J. Thomas, jura bicara Komando Tengah Amerika Serikat, menyatakan militer tengah menyelidiki apakah ledakan di Mosul itu akibat serangan udara AS atau koalisi, atau karena bom atau ranjau yang dipasang ISIS, demikian New York Times.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017