Jakarta (ANTARA News) - Mantan penasihat keamanan nasional Presiden Donald Trump, Michael Flynn, pernah membahas pengusiran ulama Turki Fetullah Gulen yang diburu pemerintahan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan karena dituduh mengarsiteki kudeta gagal tahun lalu, kata mantan direktur CIA James Woolsey seperti dikutip BBC.

Dalam wawancara video, Woolsey berkata kepada Wall Street Journal bahwa dia hadir dalam sebuah diskusi yang membahas cara mengusir Gulen yang mengasingkan diri di AS, tanpa proses ekstradisi yang sah.

Pertemuan yang dibantah Flynn itu menurut Woolsey berlangsung pada akhir September tahun lalu di sebuah hotel di New York.

Yang hadir dalam pertemuan adalah Flynn yang saat itu menjadi penasihat keamanan nasional pada kampanye Pemilu Trump, menantu Presiden Recep Tayyip Erdogan, dan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu.

Woolsey yang juga penasihat kampanye Trump, mengakui dia tidak mendengar penuh isi pembicaraan mereka karena dia terlambat datang ke pertemuan itu.

Tetapi dia berkata kepada Wall Street Journal bahwa, "Ada bahasan serius mengenai bagaimana cara mengeluarkan Gulen dari AS ke Turki.

"Anda bisa menyebutnya rembukan. Tetapi rembukan mengenai masalah yang sangat serius yang sudah jelas melanggar hukum. Itu adalah diskusi yang serius dan membahayakan...sampai meningkat ke tahap rencana spesifik untuk menempuh tindakan jahat," kata Woosley.

Dalam wawancara dengan CNN, Woolsey menyebut pertemuan itu mencurigakan dan mengkhawatirkan, hingga dia berkata, "Saya merasa harus menyampaikannya kepada seseorang."

Juru bicara Flynn yang perusahaan konsultan Flynn Intel Group miliknya bekerja sama dengan pemerintah Turki, menyanggah kesaksian Woosley itu.


Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017