Palu (ANTARA News) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyatakan bahwa peningkatan keterampilan siswa-siswi menjadi modal dalam daya saing Indonesia dengan negara-negara lain didunia pada tahun 2035.

"Indonesia adalah negara yang dikatakan memasuki bonus demografi, karena itu dibutuhkan ketersediaan keterampilan generasi muda atau pelajar untuk membangun daya saing bangsa," ungkap Muhadjir Effendy saat menyampaikan sambutan pada pencanangan Gerakan Kembali ke Sekolah 1.000 Anak Harapan Bangsa, di Palu, Minggu.

Mendikbud mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo menargetkan Indonesia akan menjadi negara dengan kekuatan ekonomi yang besar berada di urutan ke empat dunia pada usia kemerdekaan ke-100 tahun atau pada tahun 2045.

Karena itu, sebut dia, salah satu syarat yaitu perlu didukung dengan adanya kemampuan masyarakat dan keterampilan diberbagai sektor pada sampai dengan tahun 2035 mendatang.

Hal itu dimulai dengan melakukan pembinaan peningkatan sumber daya manusia dan keterampilan siswa-siswi di bangku sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas serta menengah kejuruan semua derajat.

"Menyiapkan keterampilan anak-anak atau siswa-siswi di SMP dan SMA membina dan meningkatkan keterampilannya sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja, itulah syarat mutlak yang harus di penuhi," ujarnya.

Mendikbud menegaskan bahwa pendidikan menjadi instrumen yang sangat penting dalam pembangunan manusia, karena pendidikan harus dan mulai dirancang dengan tepat mulai dari saat ini.

Hal itu untuk menyiapkan dan menghadapi bonus demografi demi menjadikan Indonesia sebagai negara besar dunia dari segi ekonomi.

Lebih lanjut Mendikbud Muhadjir mengatakan penduduk usia produktif mulai dari anak-anak muda usia produktif 16-63 tahun, harus di berikan pendidikan untuk menghadapi bonus demografi tahun 2035 mendatang.

"Upaya Pemprov Sulteng menggagas dan mencanangkan Gerakan Kembali ke Sekolah Anak Harapan Bangsa dengan target 1.000 siswa, sudah tepat untuk mendongkrat target pemerintah menghadapi puncak bonus demografi," urai Mendikbud Muhadjir.

Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017