Banyuwangi (ANTARA News) - Rumah Sakit Umum Daerah Bkambangan, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, meluncurkan "Kartu Gandrung" yang memprioritaskan pelayanan untuk pasien lanjut usia dan kaum difabel.

"Mereka akan menjadi prioritas, tidak usah antre (kalau berobat). Pokoknya layanan ini seperti bus patas yang cepat,"" ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Senin.

Nama kartu untuk pelayanan kesehatan itu diambil dari seni tari khas Banyuwangi, gandrung, yang kini terkenal di kancah nasional hingga mancanegara.

Anas mengatakan, tidak semua orang tua memiliki keluarga yang menemaninya di masa tua. Banyak orang tua yang tinggal bersama istri atau suami yang juga sudah lanjut usia, bahkan ada yang tinggal seorang diri.

Di sisi lain, katanya, anak-anak mereka ada yang tidak memiliki waktu karena harus bekerja dan memiliki keluarga sendiri. Ada pula yang berpisah karena anaknya meniti karir di daerah lain sehingga tidak jarang, orang tua harus mengurus dirinya sendiri ketika berobat ke rumah sakit.

"Saya pernah ketemu ada ibu tua ke rumah sakit seorang diri untuk kontrol kesehatannya. Curhat kangen anaknya yang di luar daerah. Langsung saya instruksikan agar RSUD bikin layanan spesial, juga untuk penyandang disabilitas," kata Direktur RSUD Blambangan Banyuwangi dr Taufik Hidayat, SpAnd.

Ia mengatakan, ketika ada pasien berusia lanjut datang ke RSUD Blambangan, petugas rumah sakit yang berada di pintu rumah sakit menyambut mereka dengan ramah. Pasien tidak perlu lagi mengantre, dan langsung mendapat pelayanan sesuai keluhan yang dideritanya.

Selama proses pelayanan, kata dia, petugas rumah sakti selalu mendampingi. Apabila pasien tidak kuat untuk berdiri atau berjalan kaki dalam waktu lama, maka langsung disiapkan kursi roda.

Dengan menggunakan kursi roda, petugas mendorong dan terus mendampingi pasien selama berada di rumah sakit, mulai dari pendaftaran, menuju ruang pelayanan, selama menjalani perawatan, hingga diantar kembali ke luar rumah sakit.

"Dokter atau perawat juga melayani dengan penuh kesabaran, senyuman, dan pasien diajak berbicara. Orang tua, diajak ngobrol saja sudah senang," kata Taufiq.

Bahkan, ada pasien lanjut usia yang sering ke rumah sakit bukan karena ingin berobat, tapi hanya sekadar ingin bertemu dan berbincang sesama orang tua.

Taufiq mengatakan, selain untuk pasien lanjut usia, disabiltas, Kartu Gandrung ini juga untuk pasien dengan resiko tinggi, veteran/pensiunan, dan gravida (ibu hamil).

Kartu Gandrung ini bisa makin melengkapi layanan kesehatan Program Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN - KIS), yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan. Sesuai Perpres No. 19 Tahun 2016, peserta Pekerja Penerima Upah (PPU), baik PPU Penyelenggaran negara (PNS TNI POLRI), maupun PPU non penyelenggara negara (pegawai swasta), dapat mendaftarkan keluarga tambahan seperti orang tua, mertua, anak keempat dan seterusnya, menjadi peserta JKN KIS dengan membayar iuran 1 persen dari gaji pokok dan tunjangan tetap pegawainya.

"Jadi anak bisa mendaftarkan orang tua atau mertuanya sebagai anggota BPJS. Orang tua juga tidak perlu repot membayar iuran BPJS, karena anak bisa membayarkannya. Di rumah sakit diberi pelayanan istimewa untuk bapak-ibu yang sudah sepuh itu," ujarnya.

Pewarta: Masuki M Astro
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017