Washington (ANTARA News) - China akan segera menuntaskan pembangunan infrastruktur militer di kepulauan buatan yang dibangunnya di Laut China Selatan sehingga kini bisa setiap saat menggelarkan pesawat tempur dan wahan militer lainnya di sana.

Prakarsa Transparansi Maritim Asia (AMTI), bagian dari CSIS Washington, mengungkapkan bahwa pembangunan pulau karang Fiery Cross, Subi dan Mischief di Kepulauan Spratly sudah termasuk fasilitas angkatan laut, udara, radar dan pertahanan.

Lembaga think tank itu mengutipkan citra-citra satelit yang diambil bulan ini. Direktur AMTI Greg Poling menyebut ada antena radar baru di Fiery Cross dan Subi.

"Jadi terlihat untuk penggelaran (kekuatan militer) dalam masa dekat nanti," kata dia.

China membantah tudingan AS bahwa negara itu sedang memiliterisasi Laut China Selatan, kendati Perdana Menteri Li Keqiang pernah menyatakan perlengkapan pertahanan telah ditempatkan di kepulauan buatan di jalur laut yang disengketakan itu demi menjaga "kebebasan pelayaran."

AMTI menyebut tiga pangkalan udara China di Kepulauan Spratly dan pangkalan udara lainnya di Pulau Woody di Paracel yang berada jauh ke utara, akan memuat pesawat militer China beroperasi di hampir seluruh Laut China Selatan yang sebagian besar diklaim China sebagai wilayahnya.

AMTI mengungkapkan bahwa fasilitas radar intai dan peringatan dini yang canggih berada di pulau buatan Fiery Cross, Subi, dan Cuarteron, selain juga di Pulau Woody, serta fasilitas-fasilitas militer yang lebih kecil lainnya, telah membuat radar China bisa mengawasi semua area Laut China Selatan.

AMTI juga menyatakan China telah memasang peluru kendali dari darat ke udara HQ-9 di Pulau Woody sejak setahun lalu, selain menggelarkan peluru kendali anti kapal perang, setidaknya di satu tempat, demikian Reuters.


Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017