Jakarta (ANTARA News) - Ketua Yayasan Damandiri Subiakto Tjakrawerdaja mengatakan pelibatan perguruan tinggi dalam pemberdayaan keluarga sangat diperlukan agar menghasilkan penelitian yang bersifat inovatif.

"Pelibatan perguruan tinggi tidak hanya pada pendidikan, pelatihan dan pendampingan tetapi juga penelitian-penelitian mengenai pemberdayaan keluarga," ujar Subiakto di Jakarta, Selasa.

Dia menjelaskan pihaknya memiliki program yakni pos pemberdayaan keluarga atau pos daya. Program tersebut merupakan program pinjaman yang diperuntukkan bagi keluarga yang ingin membuka usaha.

Setiap kepala keluarga mendapatkan pinjaman maksimal Rp2 juta yang dipergunakan untuk kewirausahaan. Kepala keluarga tersebut harus mengembalikan pinjaman tersebut melalui koperasi dengan cara mencicil.

"Pinjaman tanpa bunga tersebut diberikan tanpa agunan dan syarat-syarat administrasi. Mereka bisa menikmati kredit, mereka selama ini tidak tersentuh kredit dari bank".

Subiakto menjelaskan melalui program ini, pihaknya sudah mengucurkan dana sebesar Rp30 miliar. Hingga saat ini, belum ada satu pun yang mengalami kredit macet karena menerapkan sistem tanggung renteng, sehingga semua anggota koperasi mengawasi.

Sementara itu, Rektor Universitas Trilogi Prof Asep Saefuddin, mengatakan pihaknya terus melakukan penelitian yang berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat.

"Kami memegang setidaknya 152 kelompok pos daya di wilayah DKI Jakarta. Kami juga berbagi pengalaman, dimana saja kelompok pos daya yang bagus dan dijadikan praktik baik untuk pembelajaran pemberdayaan masyarakat," kata Asep.

Asep mengatakan apa yang dilakukan oleh pihaknya tersebut merupakan salah satu bentuk penerapan dari Tri Dharma perguran tinggi yakni penelitian dan pengabdian pada masyarakat.

Penelitian-penelitian yang dilakukan diharapkan bisa memecahkan persoalan yang ada di masyarakat.

"Sehingga penelitian yang dilakukan tidak hanya menjadi jurnal tetapi bisa menjadi bagian dari solusi di masyarakat," harap Asep.

(I025/A011)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017