New York (ANTARA News) - Wall Street mengikuti sentimen beli di bursa global setelah keyakinan konsumen di AS meningkat ke tertinggi dalam 16 tahun terakhir, sedangkan dolar AS berbalik menguat setelah mencatat titik terendah dalam empat bulan terakhir.

Yield surat utang AS juga turut naik akibat menguatnya indeks saham dan naiknya harga minyak menyusul gangguan pasokan di Libya, selain karena ada sinyalemen kesepakatan pengurangan output minyak akan bertambah lama sampai akhir tahun ini.

Di Wall Street, harga saham umumnya menguat setelah data konsumen yang positif mendorong investor memandang perekonomian AS tengah berada pada jalur pertumbuhan yang lebih kuat.

"Setelah melemah delapan hari berturut-turut, Dow Jones akhirnya berbalik menguat," kata Ryan Detrick dari LPL Financial di Charlotte, North Carolina. "Pertanyaannya adalah dapatkah pembalikan ini terjadi sebelum munculnya kekhawatiran terhadap proposal-kebijakan Presiden Donalda Trump?".

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 150,52 poin atau 0,73 persen pada 20.701,5 poin, indeks S&P 500 juga naik 16,98 poin atau 0,73 persen pada 2.358,57 poin, sedangkan indeks Nasdaq menguat 34,77 poin atau 0,6 persen pada 5.875,14 poin.

Harga saham pasar ekonomi berkembang juga naik 0,48 persen, sedangkan indeks Asia Pasifik di luar Jepang, MSCI, naik 0,68 persen. Indeks Nikkei Jepang sendiri menguat 1,1 persen.

Performa positif juga terjadi pada dolar AS yang berapresiasi mengikuti positifnya data ekonomi AS.

"Sentimen konsumen yang lebih baik muncul bersamaan dengan konsumsi dan belanja yang lebih baik yang adalah positif bagi outlook pertumbuhan ekonomi AS," kata Sireen Harajli dari Mizuho Corporate Bank di New York.

Indeks dolar AS naik 0,51 persen yang merupakan terbesar sejak 1 Maret lalu, sebaliknya euro terpangkas 0,46 persen pada 1,0814 dolar AS dan demikian juga poundsterling yang melemah 0,73 persen pada 1,2461 dolar AS.

Yield obligasi AS tenor 10 tahun mencapai angka tertinggi pada 2,42 persen. Demikian juga harga minyak yang naik 2 persen akibat gangguan pasokan di Libya dan kemungkinan OPEC gagal memperpanjang masa pemangkasan output produksi minyak sampai akhir tahun ini.

Minyak mentah AS ditutup naik 1,4 persen pada 48.38 dolar AS per barel, sedangkan Brent naik 1,1 persen pada 51,32 dolar per barel,  Berbalikkan dengan minyak, harga emas malah turun 0,2 persen menjadi 1.251,38 dolar AS per ons. Demikian juga emas AS turun 0,4 persen menjadi 1.251,20 dolar AS per ons, demikian Reuters.
    


Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017