Bogor (ANTARA News) - Ruangan server infrastruktur Internet Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) Institut Pertanian Bogor (IPB), Rabu siang, terbakar dengan kerugian material diperkirakan mencapai miliaran rupiah.

"Total kerugian diperkirakan tidak kurang dari Rp2 miliar kalau kita membangun lagi seperti semula, bisa jadi lebih," kata Wakil Dekan Fateta IPB Prof Slamet Budijanto saat terkait kebakaran tersebut.

Slamet mengatakan, gedung yang terbakar merupakan ruangan IT tempat mendistribusikan jaringan Internet ke beberapa fakultas akni Fakultas Ekologi Manusia (FEMA), Fakultas Ekonomi dan Manajemen, serta Fakultas Pertanian (Faperta).

Peristiwa kebakaran terjadi sekitar pukul 11.45 WIB, berawal dari kepulan asap yang keluar di gedung Fateta sayap C2. Api melahap dua ruangan sekaligus yakni ruang IT tempat pendistribusian jaringan internet, dan ruang sidang Fateta.

Beruntung, api tidak menjalar ke ruang lainnya terutama di lantai atas yang merupakan ruang laboratorium Fateta yang berisi bahan-bahan kimia. Jika api sempat menjalar ke ruang laboratorium, diperkirakan kebakaran semakin meluas.

"Saya sangat mengapresiasi rekan-rekan mahasiswa dan staf IPB yang bahu membahu berupaya memadamkan api sehingga dapat diredam dan tidak menjalar ke ruangan lainnya," katanya.

Ia mengatakan, sebanyak 10 unit mobil pemadam kebakaran dari wilayah Kota dan Kabupaten Bogor dikerahkan ke lokasi kejadian. Api dapat dipadamkan setelah dua unit pemadam kebakaran tiba, dan sisanya melakukan pendinginan.

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Tetapi, akibat kebakaran aktivitas belajar mengajar menjadi terhenti. Begitu juga dengan jaringan internet serta listrik di empat fakultas tidak menyala.

Pemadaman listrik dilakukan sesuai arahan Rektor IPB untuk mengantisipasi rembetan api menjalar ke ruang yang lain. Api diduga berasal dari arus pendek yang terjadi di ruang server tersebut. Ruangan yang terbakar, seperti ruang server menyimpan peralatan IT yang tergolong canggih, sedangkan ruang sidang dirancang tanpa menggunakan kabel.

"Inshaa Allah besok sudah normal kembali, saat ini jaringan internet tidak menyala. Kami perlu melakukan identifikasi alat-alat apa saja diperlukan agar internet bisa pulih. Sedangkan aliran listrik sudah dapat dinyalakan kembali," kata Slamet.

Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017