Kinshasa (ANTARA News) - Otoritas Republik Demokratik Kongo mengungkapkan, Rabu (29/3), mereka menggelar penyelidikan terhadap kasus pembunuhan dua peneliti PBB dalam penyerangan yang menarik perhatian berbagai pihak mengenai kekerasan yang kian marak di negara tersebut.

Michael Sharp asal Amerika Serikat dan Zaida Catalan, warga negara Swedia-Chile, diculik didaerah konflik Kasai pada 12 Maret bersama empat warga negara Kongo.

Jenazah mereka ditemukan di sebuah pemakaman pada Selasa. Salah satu korban dipenggal.

Tekanan dari masyarakat dunia terus mengalir untuk mendesak pemerintah RD Kongo agar menuntaskan konflik, dan Dewan Keamanan PBB akan menggelar pemungutan suara guna memutuskan pengerahan pasukan penjaga keamanan ke negara di kawasan Afrika tengah tersebut.

Kasai, daerah penghasil berlian, dilanda aksi kekerasan sejak kepala suku Kamwina Nsapu tewas pada Agustus tahun lalu.

"Begitu mereka menghilang, hakim militer melakukan penyelidikan, yang kini dipercepat usai penemuan jenazah," ujar juru bicara pemerintah Lambert Mende seperti dilansir AFP.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menegaskan, Selasa, bahwa badan dunia tersebut akan melakukan segala upaya untuk menegakkan keadilan atas peristiwa tragis tersebut.

(Baca juga:  Guterres: PBB akan selidiki pembunuhan dua pakarnya di RD Kongo)

Jenazah dua pakar PBB itu akan dipindahkan dari Ibu Kota Kasai, Kananga, ke Kinshasa sebelum dikirim ke negara mereka, kata Charles-Antoine Bambara juru bicara misi PBB MONUSCO.  (ab/)


Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017