Jakarta (ANTARA News) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) berharap demo yang rencananya akan dilakukan pada Jumat (31/3) dilakukan dengan tertib dan santun.

"Saya kira besok kita tidak perlu demo-demo lagi, sudah terdengar keinginannya, tapi kalau pun demo harus tetap dilakukan, saya mengharap dilakukan dengan tertib dan santun," kata Ketua MUI Maruf Amin usai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka Jakarta, Kamis.

Maruf meminta demo tidak membawa isu yang melebar ke mana-mana apalagi mengganti pemerintahan. "Itu ngawur, sampaikan saja dengan santun dan tertib. Itu harapan kami," katanya.

Menurut dia, Presiden Jokowi tidak memberi pernyataan mengenai rencana demo itu.

"Tapi Presiden sekarang itu terus melakukan komunikasi dengan banyak pihak sehingga Insya Allah selesai mendengarkan apa yang dikemukakan Presiden itu, saya kira gejolak akan hilang karena beliau selalu komunikasi dengan kelompok-kelompok ini. Presiden istilahnya selalu menyapa semua pihak," kata Maruf.

Menurut dia, situasi yang kondusif dan keutuhan negara harus dijaga.

Sementara mengenai agama, Maruf mengatakan pemahaman agama yang radikal bisa menimbulkan masalah kebangsaan.

"Tetapi kalau pemahaman agama yang moderat seperti yang dianut NU, mungkin juga dengan Muhammadiyah, justru agama itu memberikan penguatan terhadap masalah-masalah politik kebangsaan dan kenegaraan," katanya.

Ia menyebutkan di NU ada solusi fiqih keagamaan untuk menyelesaikan masalah-masalah kebangsaan.

"Itu banyak, misal bagaimana NU menyelesaikan soal Islam dan Pancasila, soal masalah kebangsaan, hubungan muslim dengan nonmuslim," katanya.

(Baca: Polisi imbau warga luar Jakarta tak ikut aksi 313)

Pewarta: Agus Salim
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2017