Pekanbaru (ANTARA News) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Riau bersama pemerintah kabupaten/kota setempat mendorong kalangan ekonomi menengah ke bawah untuk mengenal produk saham guna meminimalisir mereka terjebak investasi bodong.

"Ini target nasional juga bahwa 2019 harus ada 75 orang yang kenal produk investasi saham dari 100 penduduk," kata Aggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Pusat Kusumaningtuti S. Soetiono kepada Antara di Pekanbaru, Minggu.

Kusumaningtuti S. Soetiono menilai sejauh ini tingkat pemahaman atau literasi keuangan masyarakat Indonesia masih sekitar 29 persen. Hal ini masih rendah.

Untuk itu sebutnya kini OJK gencar melakukan sosialisasi dan berupaya dari segala sisi untuk memberikan pemahaman kepada semua kalangan masyarakat agar mereka mendapatkan gambaran kalau mau menyisihkan uang bukannya cuma bisa di dalam tabungan atau beli Sukuk, tetapi juga bisa berinvestasi saham salah satunya dengan galeri saham.

"Target secara nasional diharapkan meningkatkan sebanyak mungkin masyarakat Indonesia di kalangan ritel dan berpendapatan rendah mengerti produk pasar modal sebagai pilihan karena itu bisa meningkatkan pendapatan," tuturnya.

Selain itu sambung Tuti sapaan akrab wanita paruh baya ini agar masyarakat lebih waspada jangan tergiur investasi bodong yang marak terjadi sehingga merugikan, dan mereka biasanya malu dan tidak bersedia melaporkan.

"Misalkan kejadian terakhir praktek investasi bodong Group Pandawa yang sudah dihentikan satgas keamanaan," ujarnya mencontohkan.

Karena itu terang dia lagi upaya yang kini gencar dilakukan OJK menggalakkan lagi program galeri investasi dikalangan universitas atau kampus yang sudah berlangsung 10 tahun lalu di Indonesia dimana kini sudah terbentuk 256.

"Tahun ini dipercepat jumlahnya lebih banyak lagi," ujarnya pula.

Tujuan lebih kepada literasi selain praktek saham, bukan hanya belajar teori di fakultas tetapi bisa langsung terjun untuk mulai mengimvestasi dengan uang sedikit lewat transaksi dalam jaringan (daring).

"Dengan sistem investasi mobile ini diharapkan bukan saja masyarakat kampus yang bisa memanfaatkan tetapi pro aktif di galeri mendatangkan masyarakat di luar itu khususnya ada di sekitar," sebutnya.

Misalkan karyaran sebuah perusahaan yang beroperasi di Pekanbaru dan sebagainya.

"Tujuannya agar mereka mendapatkan gambaran kalau mau menyisihkan uang bukannya cuma bisa di dalam tabungan atau beli Sukuk, tetapi juga bisa berinvestasi saham," tegas dia.

Atau sasaran lain kaum ibu yang tergabung dalam organisasi. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan sebagainya.

"Jadi nantinya galeri mobile akan aktif mendatangi dan menerangkan langkah apa yang diperlukan untuk ikut bergabung menjadi peserta investasi saham," sebutnya lagi.

Ditanya potensi pihaknya tidak terlalu berorientasi kepada nilai namun ada capaian target yang harus di penuhi untuk literasi keuangan ini, dimana sesuai kebijakan yang sudah ditetapkan Presiden Joko Wiododo 2019 Indonesia tingkat literasinya harus 75 persen.

"Di Sumatera ini pertama kali dilakukan di Riau," katanya menambahkan.

(KR-FZR/F012)

Pewarta: Fazar Muhardi/Vera Lusiana
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017