Tanggamus (ANTARA News) - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan konservasi dapat diartikan sebagai pengembangan wilayah dan pemanfaatan suatu wilayah.

"Konservasi juga menawarkan keindahan dan keunikan tantangan alam," katanya pada peringatan Hari Bakti Rimbawan Ke-34 dan Hari Hutan Internasional 2017 di Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Negeri Kota Agung, Tanggamus, Provinsi Lampung, Minggu.

Ia menyebutkan di Indonesia jumlah kawasan konservasi sekitar 556 dengan bentang luas 27 juta hektare. Terdapat 52 tempat seperti Taman Nasional Way Kambas, terdapat 118 taman wisata, 28 unit tahura se-Indonesia, salah satunya Wan Abdurahman, Lampung.

"Saat ini terdapat 90 tipe ekosistem yang menyebar di Indonesia. Keanekaragaman hayatinya pun beragam. Terdapat 27.500 jenis tumbuhan berbunga, 515 jenis mamalia, 781 reptil, dan amfibi, seperti buaya serta 1.539 jenis burung dan 25 persennya adalah ikan laut," ujarnya.

Ia menegaskan bahwa perhatian dunia terhadap konservasi di Indonesia begitu besar, terbukti setiap harinya dirinya hampir menerima 5.000 surat elektronik (surel) dari seluruh dunia menanyakan proses kemajuan konservasi di Indonesia, khususnya pada empat satwa asli Indonesia, yakni orang utan, badak, gajah, dan harimau sumatra.

Keempat satwa tersebut menjadi perhatian dunia. Hal ini menjadi penting karena begitu banyak perhatian masyarakat dunia terhadap kelestarian satwa dan ekosistem.

"Hal tersebut bukanlah main-main, selain ini menjadi kebanggaan kita juga merupakan tugas wajib kita untuk menjaga kelestariannya," katanya.

Puncak peringatan Hari Bakti Rimbawan Ke-34 dan Hari Hutan Internasional 2017, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya berkesempatan juga melepasliarkan beberapa hewan yang dilindungi serta menaman bibit mangrove.

Sekolah usaha perikanan menengah (SUPM) negeri untuk di Sumatera sendiri terdapat di tiga provinsi, yaitu Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, dan Lampung. Total di Indonensia, SUPM negeri terdapat sembilan sekolah sejenis.

Sekretaris Daerah Provinsi Lampung Sutono mengatakan bahwa Lampung memiliki taman nasional yang mewakili hutan hujan tropik dataran rendah, yaitu Taman Nasional Way Kambas.

TNWK memiliki Pusat Konservasi Gajah (PKG) dan Rumah Sakit Gajah (RSG) satu-satunya di Indonesia, selain itu juga terdapat Suaka Rhino Sumatera (SRS) sebuah penangkaran semi in-situ yang berhasil melahirkan Badak Sumatera berjenis kelamin jantan bernama Andatu tahun 2012 dan berjenis kelamin betina bernama Delilah tahun 2016. Pada tahun lalu TNWK masuk menjadi ASEAN Heritage Park ke-36.

"Kami terus berkomitmen dan berusaha untuk menjaga dan melestarikannya. Sumber daya alam, hutan dan lingkungan menjadi perhatian dan fokus yang disandingkan secara bersama dalam upaya pengembangan pariwisata alam, melalui Program Ayo ke Taman Nasional," ujarnya.

Hal tersebut, lanjut dia, sejalan dengan tagline pariwisata Lampung The Treasure of Sumatera, dan Wonderful Indonesia sebagai tagline pariwisata Indonesia.

(A054/D007)

Pewarta: Agus Wira Sukarta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017