Jakarta (ANTARA News) - Selama ini Presiden Amerika Serikat Donald Trump kerap menyatakan anti pendatang gelap sampai-sampai mengancam memulangkan paksa mereka ke negara asalnya, namun dari dokumen pengadilan yang didapatkan Reuters tekad Trump itu ternyata lain di bibir lain di hati.

Menurut dokumen pengadilan itu, seorang kepala perusahaan kontraktor yang mengelola resor kasino besar di Samudera Pasifik yang masuk wilayah pemerintahan AS, telah didakwa mengimpor dan mempekerjakan secara ilegal pekerja-pekerja asal China. Salah satu pekerja itu malah meninggal dunia Maret lalu.

Dakwaan ini muncul beberapa hari sebelum Presiden bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di Florida yang disebut sementara kalangan sebagai ujian besar bagi Trump.

Kering likuiditas dan susah mencari pemasukan, Pulau Saipan yang menjadi bagian dari Kepulauan Mariana Utara yang masuk kedaulatan AS sejak Perang Dunia Kedua, akhirnya menerima pendirian sebuah kasino di pulau itu pada 2014. Sejak itu investasi dari China meluber ke pulau ini.

Dari foto-foto yang diperlihatkan kepada Reuters, kasino itu belum selesai dibangun.

Dalam gugatan yang diajukan FBI kepada Pengadilan Kepulauan Mariana Utara, Senin minggu ini, Lu Hui, presiden Beilida Overseas (CNMI) Ltd, kontraktor Imperial, dituduh melanggar hukum karena mendatangkan dan mempekerjakan imigran ilegal.

Sewaktu menggeledah kantor Beilida, FBI menemukan sebuah daftar berisi 150 pekerja yang disebut "hei gong", istilah dalam Bahasa China untuk pekerja tak memiliki dokumen resmi. FBI juga menemukan kotak penyimpan uang berisi ribuan dolar AS, ribuan yuan, dan juga bukti potongan gaji.

Kepada Reuters, Imperial Pacific mengaku tidak ada satu pun karyawannya yang ditangkap, namun perusahaan ini menyatakan akan taat kepada hukum

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017