Jakarta (ANTARA News) - Keadaan depresi pada seseorang merupakan suatu penyakit, bukan sekadar kondisi suasana hati atau mood yang sedang dirasakan oleh seseorang, kata Perwakilan Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk Indonesia Dr Jihane Tawilah.

"Kita harus mengubah stigma kebanyakan orang bahwa depresi adalah penyakit, bukan sekadar suasana hati atau perasaan seseorang, ini penyakit yang serius," kata Jihane kepada media di Jakarta, Kamis.

Dia memaparkan kadang-kadang seseorang yang tengah dalam kondisi depresi dipandang oleh orang-orang sekitarnya sebagai seseorang yang lemah, tidak kuat dalam menghadapi masalah, dan tidak memiliki keinginan yang kuat.

Padahal, lanjut Jihane, kondisi ini adalah gangguan mental emosional yang bisa berdampak kepada semua orang pada segala umur dan harus segera ditangani sebelum lebih parah. "Depresi dapat disembuhkan," kata Jihane.

Baca juga: (Kenali gejala depresi)

Baca juga: (Hindari hal-hal ini jika temukan gejala seseorang ingin bunuh diri)

Baca juga: (Pakar: rekam bunuh diri karena depresi atau impulsif)

Dia menekankan pentingnya mengetahui gejala-gejala seseorang yang sedang dalam keadaan depresi dari lingkungan sekitar guna mencegah hal yang lebih buruk lagi.

Orang yang mengalami depresi memiliki kecenderungan untuk menyakiti diri sendiri (self harm) atau bahkan menyakiti orang lain yang pada kondisi terburuk melakukan bunuh diri.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza Kementerian Kesehatan dr Fidiansjah SpKJ menekankan hal paling penting dalam mengatasi masalah depresi pada seseorang adalah didengarkan.

Fidiansjah menjabarkan orang yang depresi perlu bercerita untuk mengungkapkan apa yang dirasakan dan ada yang mendengarkan, namun pendengar tidak boleh menasehati seseorang yang sedang depresi karena akan membuat kondisinya semakin buruk.

"Orang yang depresi itu didengarkan, bukan malah dinasehati. Mereka tidak perlu itu, dinasehati malah akan membuatnya tambah depresi," kata Fidiansjah.

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017