Malam ini saya memerintahkan serangan militer ke pangkalan udara di Suriah yang menjadi asal serangan kimia diluncurkan."
Moskow (ANTARA News) - Presiden Rusia Vladimir Putin meyakini bahwa serangan peluru kendali (rudal) Amerika Serikat (AS) ke sebuah pangkalan udara Suriah sebagai perbuatan melanggar hukum internasional dan telah melukai hubungan AS dengan Rusia.

Juru bicara Putin, Dmitry Peskov, pada Jumat menyatakan pemimpin Rusia, yang merupakan sekutu setia Presiden Suriah Bashar al-Assad, menganggap tindakan AS sebagai agresi terhadap bangsa yang berdaulat dengan dalih yang dibuat-buat dan sebagai upaya buruk untuk mengalihkan perhatian dunia dari kematian warga sipil di Irak akibat serangan AS.

Rusia tidak percaya bahwa Suriah memiliki senjata kimia, dan tindakan AS pasti akan menciptakan hambatan serius untuk menciptakan koalisi internasional untuk memerangi terorisme, sebuah ide yang telah berulang kali didorong oleh Putin.

Sebelumnyaa, Presiden AS Donald Trump memerintahkan militernya untuk melancarkan serangan peluru kendali ke sebuah pangkalan udara Suriah yang menjadi asal serangan senjata kimia maut diluncurkan.

Trump menyebut aksinya ini untuk kepentingan keamanan nasional AS dalam melawan Presiden Suriah Bashar al-Assad, demikian laporan kantor berita Reuters.

Sekitar 50 rudal Tomahawk diluncurkan dari dua kapal perang Angkatan Laut AS USS Porter dan USS Ross di Laut Mediterania timur dengan membidik berbagai target, mulai landasan, pesawat tempur, sampai stasiun pengisian bahan bakar pesawat, di Pangkalan Udara Shayrat.

"Malam ini saya memerintahkan serangan militer ke pangkalan udara di Suriah yang menjadi asal serangan kimia diluncurkan. Serangan ini demi kepentingan keamanan nasional vital AS dalam mencegah dan menghalau penyebaran dan penggunaan senjata kimia berbahaya," kata Trump, Kamis waktu setempat (Jumat WIB).

Trump memerintahkan serangan rudal ini sehari setelah menuduh Bashar ada di balik serangan senjata kimia pekan ini yang menewaskan paling sedikit 70 orang yang kebanyakan darinya anak-anak, di kota Khan Sheikhoun.

"Tak dapat dibantah lagi bahwa Suriah telah menggunakan senjata kimia terlarang, melanggar kewajiban-kewajibannya di bawah konvensi senjata kimia dan mengabaikan Dewan Keamanan PBB," ujarnya.

Namun, Pemerintah Suriah membantah berada di belakang serangan bahan kimia pada Selasa (4/4) itu.

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017