Ada cara yang sedang dipikirkan, baik secara formal dan informal, untuk memastikan tidak ada ancaman pada infrastruktur vital."
Washington (ANTARA News) - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) dan Jepang tengah membahas untuk memastikan bahwa kebangkrutan unit usaha Toshiba Corp di Negeri Paman Sam, Westinghouse Electric Co, tidak menyebabkan bocornya rahasia teknologi dan infrastruktur mereka ke China, kata seorang pejabat AS.

Westinghouse, perusahaan yang didirikan insinyur dan pebisnis George Westinghouse (1846 – 1914), mengajukan kebangkrutan bulan lalu akibat kelebihan biaya bernilai miliaran dolar AS pada empat reaktor nuklir yang dalam tahap pembangunan di bagian tenggara AS.

Kebangkrutan yang terjadi cenderung mengarah pada penjualan bidang bisnis nuklir Westinghouse, dan China telah dilihat sebagai kemungkinan pembeli utama bilamana diberi kesempatan.

"Ini perhatian yang sebenarnya, mereka ingin memiliki jaringan listrik dan infrastruktur nuklir untuk waktu yang lama," kata seorang pejabat di Pemerintahan AS kepada Reuters, saat Presiden China Xi Jinping tiba di AS pada Kamis (6/4) untuk pertemuan puncak pertama kali dengan Presiden AS Donald Trump.

Ia menimpali, "Anda masuk ke dalam situasi seperti kondisi Toshiba saat mengalami kekacauan keuangan. Ada kesempatan bahwa suatu hal bisa terjadi dengan cara yang berbahaya,"

Beberapa teknologi nuklir memiliki fungsi ganda, dan menurut dia, berarti China dapat menggunakan untuk tujuan sipil dan militer.

Pejabat AS yang enggan menyatakan identitasnya itu menyebutkan bahwa pembicaraan sudah terjadi antara Pemerintah AS dan Jepang untuk mengurangi potensi penjualan perusahaan unit bisnis Toshiba.

"Ada cara yang sedang dipikirkan, baik secara formal dan informal, untuk memastikan tidak ada ancaman pada infrastruktur vital," katanya.

Menteri Perdagangan Jepang Hiroshige Seko membantah bahwa Pemerintah Jepang dan AS melakukan pembahasan tentang situasi yang terjadi dengan Westinghouse, dan menyampaikan bahwa sama sekali tidak ada pembahasan, seperti yang diungkapkan di atas.

Sementara itu, Menteri Keuangan Jepang Taro Aso mengatakan dalam pertemuan terpisah bahwa pertemuan yang direncanakan dengan Wakil Presiden AS Mike Pence pada bulan ini di Jepang tidak ditujukan untuk membahas unit usaha Toshiba.

Sebuah badan antarlembaga pemerintah AS yang dikenal sebagai Komite Investasi Asing di AS (CFIUS) dan lembaga serupa dari Jepang meninjau dampak keamanan nasional dari investasi asing di perusahaan-perusahaannya.

Badan usaha milik negara Korea Selatan, Korea Electric Power Corp (KEPCO), juga dianggap sebagai salah satu calon pembeli potensial untuk Westinghouse.

Seperti Jepang, Korea Selatan adalah sekutu keamanan AS, sementara China menjadi saingan yang mengalami perkembangan teknologi secara cepat, dan banyak mengambil-alih unit bisnis perusahaan dari AS, termasuk IBM ke Lenovo, dan telepon seluler Motorola juga ke Lenovo menjadi merek dagang Lenovo Moto Z.

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017