Jakarta (ANTARA News) - Muhammad Rafid Habibie, salah satu pemain seleksi tim nasional U-19, merasa terbebani dengan statusnya sebagai cucu dari Presiden ketiga Republik Indonesia B. J. Habibie selama mengikuti seleksi timnas.

"Jujur saya merasa terbebani. Akan tetapi apa boleh buat, saya akan berusaha semampu saya agar bisa masuk tim," ujar Rafid di Jakarta, Jumat.

Muhammad Rafid Habibie sendiri merupakan anak dari Rully Habibie, mantan CEO PSM Makassar, dan cucu kandung Jusuf Effendy Habibie yang merupakan adik kandung B. J. Habibie.

Menurut dia, sang kakek selalu memberikan dukungan kepadanya. Terakhir, ketika bertemu dalam acara keluarga, B. J. Habibie memberikan wejangan untuk pemain berusia 16 tahun tersebut.

"Kakek bilang bangga pada saya. Dia mengatakan, adalah kebanggan bagi seorang atlet jika dipanggil untuk membela negara," kata Rafid.

Rafid sendiri saat ini menjalani pendidikan sekolah menengah di Perugia, Italia, sekaligus menjalani latihan di akademi sepak bola di kota tersebut.

"Saya sudah tujuh bulan di sana. Sekarang sekolah setara SMA kelas 2. Setiap hari, sekolah jam delapan pagi sampai pukul 13.00, kemudian langsung ke lapangan untuk latihan sejam setelahnya," tutur Rafid.

Pemain berposisi sebagai gelandang ini menjadi salah satu dari 14 nama pesepak bola Indonesia yang dipanggil dari luar negeri untuk seleksi tim nasional U-19.

Menurut Rafid, dirinya butuh beradaptasi lagi dengan cuaca di Indonesia, yang cukup lama tidak dirasakannya lagi. Karena itulah dia maklum jika kondisi fisiknya menurun.

"Namun di luar lapangan semua berjalan baik. Teman-teman yang di sini juga sangat baik," tutur dia.

Rafid saat ini masih menjalani seleksi dan latihan timnas U-19 yang dijadwalkan mulai Kamis (6/4) sampai Senin (10/4), bersama 35 pemain lainnya. Pengumuman nama-nama yang lolos rencananya dilakukan pada tanggal 10 atau 11 April 2017.

Setelah itu, timnas U-19 direncanakan berlaga dalam pertandingan uji coba perdana pada akhir April 2017 dan mengikuti Turnamen Toulon 2017 di Prancis pada 29 Mei-10 Juni 2017. 

Pewarta: Michael S
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017