Yogyakarta (ANTARA News) - Industri pasar modal di Indonesia hingga saat ini masih kekurangan jumlah wakil perantara perdagangan efek atau pialang berlisensi, sehingga berpengaruh terhadap pengembangan pasar modal.

Menurut Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia DIY Irfan Noor Riza, di Yogyakarta, Jumat, jumlah pilang berlisensi masih di bawah 10 persen dari jumlah investor pasar modal.

Irfan saat ditemui di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta itu, menyebutkan hingga saat ini jumlah investor pasar modal di Indonesia mencapai 560.000 orang dan hanya dilayani oleh 2.000 wakil perantara perdagangan efek (WPPE) atau pialang dengan sertifikat profesi.

"Kami menargetkan tahun ini dapat mencetak 5.000 pialang baru," kata dia lagi.

Selain menghambat perkembangan pasar modal, dengan minim jumlah pialang berlisensi akan sulit menekan kasus investasi bodong. "Lisensi akan memberikan jaminan dan rasa aman bagi investor untuk menanamkan modalnya," kata dia pula.

Menurut Irfan, sedikitnya jumlah pialang diperkirakan masih rendah literasi masyarakat mengenai pasar modal. Selain itu, karier di pasar modal juga belum banyak diminati oleh mahasiswa di berbagai perguruan tinggi.

"Kami akui mereka masih belum melirik karier di pasar modal, kebanyakan masih menyasar ke perbankan dan asuransi," kata dia.

Irfan mengatakan Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui Indonesia Capital Market Institute (TICMI) akan menjalin kerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi untuk membantu meningkatkan minat mahasiwa berkarier di dunia pasar modal.

"Pertama-tama kami akan membuat mahasiwa lebih melek pasar modal dulu, selanjutnya mereka akan tahu bahwa karier di pasar modal cukup menjanjikan," kata dia pula.

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017