Jakarta (ANTARA News) - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Damaskus masih terus beroperasi untuk memberikan perlindungan kepada warga negara Indonesia (WNI) di Suriah, kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir di Jakarta, Jumat.

"Kedutaan kita masih tetap buka dan ini akan terus kita lihat ke depannya. Keberadaan Kedutaan kita di sana masih diperlukan karena masih ada beberapa WNI di Suriah," ujar Arrmanatha.

Menurut dia, pemerintah Indonesia, khususnya kementerian luar negeri, terus berkoordinasi dengan KBRI Damaskus dan mengikuti perkembangan situasi keamanan di Suriah.

Terkait serangan rudal Tomahawk yang diluncurkan militer Amerika Serikat, Arrmanatha mengatakan serangan rudal itu sudah spesifik ditujukan pada sasaran-sasaran militer.

"Serangan rudal AS sangat ditargetkan pada sasaran militer, kita terus mengikuti perkembangan di Suriah," ucap Arrmanatha.

Namun demikian, Pemerintah Indonesia menyatakan prihatin atas serangan rudal yang dilancarkan militer Amerika Serikat ke Suriah sebagai respons atas dugaan serangan senjata kimia ke sebuah kota di Suriah yang dikuasai kubu pemberontak.

Menurut Arrmanatha, serangan rudal AS ke Suriah itu merupakan tindakam militer sepihak karena dilakukan tanpa persetujuan Dewan Keamanan PBB dan tidak sejalan dengan prinsip-prinsip hukum internasional dalam penyelesaian konflik secara damai.

"Bagi Indonesia, stabilitas dan perdamaian di Suriah hanya bisa tercapai melalui dialog, proses politik yang inklusif, dan dengan mengedepankan diplomasi," ujar dia.

Untuk itu, Pemerintah Indonesia menekankan kepada semua pihak untuk dapat menahan diri, menghentikan seluruh tindak kekerasan serta melindungi dan menghormati hak asasi manusia.

"Indonesia mendorong agar akses kemanusiaan terus dibuka agar bantuan kemanusiaan bisa masuk ke Suriah," kata Arrmanatha.

Pemerintah Indonesia juga terus mendesak Dewan Keamanan PBB segera mengambil langkah agar situasi dan masalah di Suriah dapat diselesaikan.

Sebelumnya, seorang pejabat Departemen Pertahanan AS mengatakan sekitar 50 rudal jelajah Tomahawk ditembakkan dari beberapa kapal perusak di perairan Laut Mediterania menuju sebuah pangkalan udara Suriah.

Menurut juru bicara Gedung Putih, target serangan dipilih berdasarkan riset yang telah dilakukan.

Pewarta: Yuni Arisandy
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017