Nganjuk (ANTARA News) - Komandan Kodim 0810 Nganjuk Letkol Arhanud (Arh) Sri Rusyono mengakui medan untuk mengevakuasi warga yang menjadi korban tanah longsor di Desa Kepel, Kabupaten Nganjuk dinilai sulit, sehingga alat berat pun belum bisa masuk ke kawasan itu.

"Setelah longsor itu terbentuk bendungan dan itu pun sangat dalam. Informasi terakhir, ada 50 meter dan lebarnya 12 meter, dan itu berisiko besar terjadi longsoran," kata Letkol Sri Rusyono setelah memimpin rapat pencarian korban tanah longsor di Dusun Dlopo, Desa Kepel, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Senin.

Ia menjelaskan untuk menuju lokasi tanah longsor itu cukup sulit mendatangkan alat berat. Salah satunya, karena jalur yang cukup sempit, sehingga alat berat sulit masuk.

Namun, ia mengaku sudah koordinasi dengan BPBD, tim SAR serta relawan lainnya terkait dengan upaya pencarian korban. Nantinya, akan difokuskan pada satu titik dan menurunkan personel dengan jumlah yang kecil.

"Alat berat sementara ini jalan belum memungkinkan. Kami mencoba menggunakan alternatif lain supaya alat berat bisa masuk dan saat ini masih manual dengan cangkul dan sekop," katanya.

Ia menegaskan adanya manajemen dalam upaya pencarian korban itu, juga sebagai upaya menjaga keselamatan tim yang mencari korban. Sebab, hingga kini tanah di lokasi tersebut masih labil, sehingga rentan terjadi longsor susulan.

"Kami siapkan rute yang aman dan yang turun ke bawah tidak terlalu banyak," katanya.

Sementara itu, pencarian korban sempat dilakukan oleh tim sejak Senin pagi. Namun, pencarian sempat ditunda sementara, sebab medan yang cukup sulit.

Jarak antara lokasi perkampungan warga dengan tanah longsor itu sekitar 1,5 kilometer. Namun, di lokasi itu sulit dijangkau dengan kendaraan roda dua, sehingga tim pun harus jalan kaki menuju ke lokasi dengan melewati pemantang sawah.

Pencarian kembali dilanjutkan dengan melibatkan sejumlah tim dari Tim SAR maupun TNI. Ada puluhan petugas dengan peralatan manual, turun ke lokasi tanah longsor.

Musibah tanah longsor terjadi di Dusun Dolopo, Desa Kepel, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, tepatnya di areal Gunung Wilis dengan ketinggian sekitar 10 meter, Minggu (9/4).

Dalam musibah tersebut, ada lima warga yang tertimbun. Mereka antara lain Paidi (55), warga Dusun Njati, Desa Blongko, Kecamatan Ngetos. Sementara, empat warga lainnya yang diduga ikut tertimbun yaitu Kodri (15), Doni (23), Dwi (17), dan Bayu (14), yang semuanya warga Dusun Sumber Bendo, desa setempat.

Longsor terjadi dengan luas sekitar tiga hektare lahan, sementara secara keseluruhan yang rawan ada sekitar tujuh hektare. Lokasi itu mayoritas ditanami cengkih serta mangga.

Pewarta: Destyan HS/Asmaul Chusna
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017