Jakarta (ANTARA News) - Kisah fiksi ilmiah "Rixa", perempuan astronot, kembali di volume kedua dalam majalah komik KOSMIK yang dibuat atas kerjasama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).

Setelah sempat hiatus selama enam bulan, RIXA kembali hadir di majalah komik Kosmik MOOK 2nd Orbit sejak Januari 2017.

RIXA mengisahkan perjalanan Antariksa, seorang perempuan untuk mewujudkan impiannya menjadi astronot. Dia adalahperempuan Indonesia pertama yang dikirim dalam sebuah misi keluar angkasa.

Komik RIXA karya Haryadhi ini dibuat untuk menjadi bacaan inspiratif generasi muda agar mereka lebih banyak mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi.

Tidak hanya itu, Komik ini juga pernah menjadi ikon dalam kompetisi komik dan kartun untuk mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.

 Kompetisi ini diselenggarakan UN WOMEN Indonesia bersama dengan Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia dan Kedutaan Besar Negara-negara Uni Eropa pada akhir 2016 lalu.

"Saya harap komik ini bisa menginspirasi kita untuk lebih peduli pada isu kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, yang membuat perempuan hidup di dunia yang tidak menghalangi mereka untuk berkarya," kata Haryadhi dalam siaran pers.



Radhiska Anggiana, Communication Officer of UN Women Indonesia dalam wawancara ekslusif dengan tim Kosmik pada Oktober 2016, mengatakan bahwa dia sudah tertarik dengan RIXA sejak pertama kali melihat sampul bukunya. Menurut dia, komik ini sesuai dengan nilai UN Women Indonesia yang mempromosikan isu kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan, dan hak perempuan.

“Perempuan Indonesia dan astronot pula. Makin tertarik lagi setelah membaca, bagaimana Rixa, seorang perempuan yang ayahnya seorang buruh kebun, menghadapi segala tantangan untuk meraih cita-citanya sebagai seorang astronot perempuan," kata dia.

Salah satu kutipan yang paling dia ingat adalah “Udah cewek, dari Indonesia pula! Mau jadi astronot? Kalo ngayal jangan ketinggian!”. Dia mengatakan tekanan-tekanan semacam itu mungkin juga dirasakan perempuan-perempuan Indonesia ketika mengungkapkan cita-cita dan harapannya.

“Senang sekali ketika akhirnya Rixa, tidak menjadikan kata-kata tadi menjadi sebuah hambatan, tetapi justru menjadi motivasi untuk terus meraih cita-citanya. Sesuatu yang bisa menjadi inspirasi bagi perempuan dan anak perempuan di Indonesia.”

Riset

Meskipun komik ini fiksi, riset yang ditempuh untuk pembuatan komik ini tidak main-main. Demi melengkapi pemahamannya, Haryadhi banyak membaca buku dan menonton film yang berhubungan dengan teknologi angkasa luar.

Ia juga datang ke LAPAN untuk mengetahui perkembangan teknologi antariksa Indonesia terkini.

RIXA volume kedua ini dijanjikan semakin seru karena perjalanan yang ditempuh Rixa untuk mengarungi ruang angkasa tidak semulus harapannya. Dia menghadapi berbagai masalah teknis dalam misinya.
Dalam menyelesaikan berbagai pertanyaan mengenai hal teknis yang diperlukan dalam komik ini, Haryadhi pun berkolaborasi dengan Maximillian Fansyuri (Maxi), seorang penggemar sains yang juga merupakan kreator dari komik berjudul Math.

Kolaborasi dalam pembuatan komik RIXA ini berawal dari sebuah diskusi mengenai berbagai hal, mulai dari ideologi, ilmu pengetahuan, sampai hal-hal ringan lainnya.

Hingga kini komik RIXA disusun dengan penjelasan teori dan ilmu pengetahuan yang akurat. Beberapa bahkan dilakukan dengan menguji rumus-rumus yang ada dan menerapkannya dalam cerita.



“Satu adegan yang paling membekas adalah ketika menghitung skala jarak terhadap arah axis pesawat terhadap tujuan. Untuk memudahkan menjelaskan kepada Mas Haryadhi, saya gunakan peta dunia lalu saya tracing pakai penggaris untuk menggambarkan skala sebenarnya," kata Maxi.

RIXA akan keluar sebagai cover dalam Kosmik 2nd Orbit Issue #4 yang terbit pada akhir April.

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017