Malang (ANTARA News) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Prof Dr Muhadjir Effendy meminta agar pengelola Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tidak sembarangan membuka program studi (Prodi) baru, kecuali Prodi yang sedang digencarkan pemerintah.

"Selain pertanian, perikanan, dan pariwisata, sekarang ini pemerintah terus mendorong SMK untuk membuka prodi terkait industri kreatif," kata Mendikbud ketika melakukan kunjungan kerja di SMK berbasis pesantren An Nur, Bululawang, Kabupaten Malang, Jumat.

Pemilihan keempat program studi yang menjadi fokus pengembangan SMK tersebut, katanya, berdasarkan arah kebijakan pembangunan ekonomi Indonesia. Empat sektor unggulan nasional tersebut diproyeksikan akan menyerap tenaga kerja cukup besar.

Guru Besar Universitas Negeri Malang (UM) itu juga menyoroti besarnya potensi yang dimiliki negeri ini, namun belum dimanfaatkan dengan optimal. "Oleh karena itu, saya berharap SMK menjadi motor penggerak produktivitas bangsa untuk memenangkan persaingan di era globalisasi," ujarnya.

Mendikbud mencontohkan sektor pariwisata Indonesia yang didukung keunggulan kompetitif keindahan alam dan keragaman budaya. Sektor pariwisata masih memerlukan tenaga-tenaga terampil dalam jasa pelayanan dan pengelolaan potensi wisata yang semakin beragam.

Saat ini 60 persen SMK di Indonesia dikelola oleh swasta dan 40 persen sisanya dikelola pemerintah/negeri.

Menyinggung SMK berbasis pesantren, mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu mengemukakan SMK berbasis pesantren juga bisa membuat program studi pariwisata, apalagi sekarang ini wisata religi sedang ngetren.

"Saya mengapresiasi SMK berbasis pesantren ini. Pondok pesantren adalah salah satu contoh cara baik membentuk karakter siswa," ujarnya.

Senada dengan Mendikbud, pimpinan Pondok Pesantren An Nur, K.H. Fahrurrozi mengatakan SMK An Nur tidak hanya mendidik dan membimbing siswa menjadi terampil, tetapi juga memiliki karakter yang religius dan tangguh.

Selain empat sektor unggulan nasional, Direktorat Pembinaan SMK masih terus mengembangkan SMK bidang keahlian teknologi dan rekayasa, serta memperluas dan memeratakan akses melalui fasilitasi pendirian dan pengembangan SMK berbasis komunitas/pondok pesantren.

Selain mengunjungi SMK An Nur, Mendikbud juga mengunjungi SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi, Kabupaten Malang. Dengan delapan belas program studi, SMK ini menjadi salah satu SMK rujukan nasional yang mendidik lebih dari 2.000 siswa.

Menurut Kepala SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi, Pahri hampir 90 persen siswa kelas akhir sudah bekerja sebelum lulus. Apresiasi Mendikbud pada kemandirian, serta keberhasilan sekolah mencapai beragam prestasi didukung kemampuan SMK yang berdiri di tahun 1997 itu dalam bekerja sama dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI).

Dalam kunjungannya itu Mendikbud juga meresmikan gedung "teaching factory" SMK tersebut. "Praktik dalam pembelajaran SMK harus lebih ditingkatkan. Siswa harus lebih banyak terlibat langsung pada dunia kerja. Dengan teaching factory, siswa tidak hanya dituntut untuk menguasai kemampuan teknis, tetapi juga sampai pada konsep pengembangan usaha," urainya.

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017