Gaza City (AFP/Antara) - Satu-satunya pembangkit listrik yang masih berfungsi di Jalur Gaza berhenti beroperasi pada Minggu (16/4) setelah kehabisan bahan bakar, kata kepala penyedia listrik di wilayah tersebut kepada AFP.

Samir Metir mengatakan bahwa seluruh bahan bakar pembangkit listrik, yang dibeli dengan dana dari Qatar dan Turki, sudah habis.

Dia mengatakan belum diketahui kapan wilayah Palestina tersebut akan menerima pasokan bahan bakar lagi karena perselisihan antara otoritas listrik di Gaza dan otoritas Palestina di Tepi Barat.

Gerakan Islam Hamas merebut kekuasaan di Gaza dari tangan organisasi Fatah pimpinan Presiden Palestina Mahmud Abbas yang berbasis di Ramallah pada 2007.

Perjanjian pembagian kekuasaan di Jalur Gaza gagal terwujud dan warga Gaza telah mengalami blokade Israel selama satu dekade yang membatasi pengiriman pasokan.

Pasokan bahan bakar bagi dua juta penduduk Gaza sudah lama menjadi sumber perselisihan, dengan kebanyakan rumah di Gaza hanya menerima dua periode delapan jam listrik per hari, bahkan ketika pembangkit listrik beroperasi seperti biasa.

Aksi unjuk rasa meletus pada Januari terkait kelangkaan listrik, yang menurut peringatan Kementerian Kesehatan Gaza bisa berdampak serius bagi pasien, demikian AFP. (mr)


Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017