Bandung (ANTARA News) - Perusahaan smartphone asal China, Vivo, menetapkan target 40 persen untuk Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 40 persen.

Saat ini, Vivo telah memenuhi syarat TKDN 30 persen yang ditetapkan oleh pemerintah.

"Tahun ini TKDN kami sudah 32 persen. Tahun depan target kami 40 persen," ujar Peter Wang, Brand Director PT Vivo Mobile Indonesia kepada ANTARA News, di Bandung, Senin (17/4).

Dalam memenuhi TKDN, Vivo telah memiliki pabrik di Cikupa, Tangerang, yang dibangun tahun lalu. Saat ini Vivo mengembangkan pabrik kedua yang juga berlokasi di Cikupa, Tangerang.

"Di Indonesia kami sedang membuat pabrik yang kedua, targetnya satu juta unit per bulan," ujar Peter.

Lebih dari itu, Vivo berniat untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu pabrik yang mendukung negara-negara di Asia Tenggara.

"Kami akan memperluas pabrik, ada program ketiga parbrik kami. Pabrik ketiga akan bertempat di lokasi yang sama untuk produksi lebih banyak dalam memenuhi permintaan pasar," kata Peter.

Sebagai informasi, Vivo memiliki pabrik di tiga negara yaitu China, India dan Indonesia. Pabrik Vivo di China saat ini mampu memproduksi hingga 100 juta unit smartphone per tahun.

Saat ditanya tentang vendor China lain yang mulai agresif dalam memuhi TKDN, Peter mengaku mengetahui tentang hal itu.

"Di China mereka juga sangat agresif, tapi kami tidak bisa mengomentari kompetitor kami," ujar dia.

"Tapi saya punya kepercayaan diri karena produk kami, kualitasnya sangat bagus, dan kami juga melayani pengguna kami dengan sangat baik," tambah dia.

Vivo juga berencana untuk membangun research and development (R&D) center di Jakarta.

Baca juga: Tak mau kalah dari Apple, Vivo bakal bangun pusat inovasi

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017