Surabaya (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian akan menyiapkan dana Rp500 juta untuk masing-masing Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Indonesia untuk memperbarui fasilitas pembelajaran yang dinilai sudah tertinggal dua generasi dibandingkan industri saat ini.

"Kami mendorong ditingkatkannya fasilitas di SMK, yang saat ini ketinggalan dua generasi dibandingkan dengan industri sehingga setiap SMK difasilitasi untuk membeli peralatan Rp500 juta," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di sela lokakarya di Surabaya, Selasa.

Airlangga mengatakan akan mendorong alokasi tersebut untuk masuk dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018.

"Ini sedang dibahas di Kementerian Keuangan, dananya dari APBN. Ditujukan untuk pembaruan teknologi," kata dia.

Menperin menjelaskan langkah tersebut merupakan salah satu realisasi dari kebijakan prioritas industri nasional yang berisi enam poin kebijakan, termasuk penguatan sumber daya manusia.

"Penguatan SDM melalui penguatan vokasi industri, di mana pada 2019, ditargetkan sebesar satu juta lulusan SMK bisa masuk lapangan pekerjaan," ujarnya.

Selain itu, Kemenperin juga mendorong aktifnya industri melakukan pembinaan dan pengembangan siswa SMK untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan siap bekerja.

"Untuk meningkatkan keterlibatan perusahaan industri dan memastikan keberlanjutan program link and match dengan SMK, Kemenperin telah menyusun skema insentif bagi perusahaan yang terlibat dan diusulkan penetapannya oleh Menteri Keuangan," kata Airlangga.

Khusus untuk program penguatan SDM industri melalui pendidikan vokasi, sejumlah proyek percontohan yang berbentuk kerja sama SMK dengan industri sudah mulai dilaksanakan.

Contohnya, kerja sama antara PT Petrokimia Gresik dengan 7 SMK di Jawa Timur, PT Astra Honda Motor dengan 9 SMK di Banten dan Sulawesi Selatan, dan PT Polytana Propindo dengan 4 SMK di Indramayu dan Cirebon, Jawa Barat.


Pewarta: Try Reza Essra
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017