Den Haag (ANTARA News) - Kepala badan pengawas senjata global mengatakan pada Rabu (16/04) bahwa hasil pemeriksaan mengenai dugaan serangan kimia di Suriah menunjukkan adanya penggunaan gas sarin atau zat serupa di sana.

Sampel dari 10 korban serangan 4 April di Khan Sheikhun yang diperiksa di empat laboratorium "menunjukkan paparan sarin atau zat serupa sarin," kata Ahmet Uzumcu, ketua Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (Prohibition of Chemical Weapons/OPCW).

Serangan yang diduga menggunakan bahan kimia di kota yang dikuasai pemberontak di Provinsi Idlib merenggut sedikitnya 87 korban jiwa, termasuk banyak anak-anak, dan gambar korban jiwa dan korban luka memicu kegeraman dunia.

Sampel diambil dari tiga orang yang tewas dalam serangan tersebut dan dianalisis di dua laboratorium yang ditunjuk OPCW, kata Uzumcu kepada delegasi untuk dewan eksekutif OPCW pada Rabu sebagaimana tertulis dalam pernyataan badan pengawas itu.

Satu set sampel biomedis lain dari tujuh orang yang dirawat di rumah sakit juga dianalisis di dua laboratorium lainnya.

"Rincian lebih lanjut dari analisis laboratorium akan menyusul kemudian, namun hasil analisis yang sudah diperoleh tidak terbantahkan," kata Uzumcu dalam pertemuan badan eksekutif OPCW yang dilanjutkan Rabu di kantor pusatnya di Den Haag.

Misi pencari fakta yang dibentuk OPCW siap untuk dikirim ke kota tersebut "jika situasi keamanan memungkinkan", katanya, menambahkan bahwa tim itu terus melakukan wawancara dan mengumpulkan sampel.

Dewan Eksekutif akan bertemu kembali Kamis untuk melakukan pemungutan suara mengenai rancangan keputusan yang sedang dibahas menurut warta kantor berita AFP. (mr)


Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017